Kamis, 02 Mei 2013

What They Don't Talk About When They Talk About Love (2013)


Director: Mouly Surya
Cast: Nicolas Saputra, Ayushita, Karina Salim, Jajang C. Noer
Rate: 4,5/5


Mengapa judul film ini begitu panjang dan terasa buang-buang karakter? Setelah Anda menonton film ini hingga usai, Anda akan mengerti mengapa si empunya film memberi tajuk demikian. Kita tidak akan menduga seperti apa film ini jika tidak membaca sinopsisnya. Dan saya, yang sudah berempati tinggi terhadap film ini dikarenakan latar belakang sineasnya, tidak tau-menau sebelumnya apa yang akan dibicarakan film ini saat kita sedang membicarakan film lain. Film ini mengemuka terlebih dahulu di festival luar negeri, mengambil start yang sangat bagus. Perlahan namun pasti, kesempatan WTDTAWTTAL untuk membuka tabir di layar sinema lokal akhirnya kesampaian, meskipun harus bertarung dengan film-film raksasa dari negeri seberang benua dan beberapa film domestik pesaing lainnya. Mouly Surya, di film pertamanya yang memenangkan Film Terbaik di ajang piala Citra, sekali lagi menyuguhkan sebuah cerita cinta tak biasa, layaknya fiksi. yang juga begitu kelam dalam membahas perihal jatuh cinta tak wajarnya.

Mengupas tema cinta anak remaja mungkin tidak akan ada habisnya, terlebih lagi jika menyangkut poin-poin penting khas keremajaan. Tapi, kita sangat jarang diperlihatkan bagaimana cara orang cacat mental dan fisik dalam memadu kasih. Saat kita didudukan di antara rasa iba dan kagum, kita seperti digambarkan sebuah reklame singkat sebuah dagelan lucu tentang arti cinta dari sudut pandang yang tak biasa. Maaf sekali, saya tidak akan memberikan sinopsis untuk film ini bukan tanpa alasan. Begitu kompleks dan detilnya film ini membuat saya berpikir ulang bagaimana memisahkan sub-plot dalam satu paragraf. Semuanya terasa sangat spesial dan terlalu hambar jika diceritakan begitu lengkap.

Kecekatan Mouly untuk film ini pasti karena adanya observasi terlebih dahulu dan memantau bagaimana 'kaum' mereka berkomunikasi dan mengartikan bahasa satu sama lain. Keterbatasan yang mereka miliki memang condong menjadi santapan menarik untuk sebuah drama penguras air mata, jika saja Mouly ingin bermain ke arah sana. Namun nyatanya, Mouly jauh lebih berani dalam memoles film 'miring'-nya menjadi lebih miring lagi. Menunjuk 3 karakter wanita utama lengkap dengan figuran dan ceritanya masing-masing. Dan hebatnya, (ya, jika kita tidak tau jalan ceritanya), Mouly memberikan kita banyak kejutan, dan seperti yang saya katakan sebelumnya, adegan yang cukup berani dan tragis pun dilibatkan oleh Mouly. Pengertian cinta di film ini sungguh luas, melebar hingga kita tidak tau lagi apa makna tersirat yang ingin disampaikan Mouly. Insting yang membabi buta dari para penyandang cacat fisik tersebut tidak memberi batasan bagi penonton dalam mengartikan cinta yang mereka refleksikan dengan sangat menohok.

Pergerakan kamera yang sangat dinamis, banyak adegan panjang nan kosong, namun juga memberi aura yang ganjil. Penonton akan terusik dan merasa tidak nyaman, namun membekas karena berkat itulah penyampaian Mouly berhasil. Dan yang paling mengesankan adalah akting 3 pemain utamanya yang tampak sangat kuat, solid, dan mengejutkan. Mereka mampu memberikan nyawa kepada karakternya cukup lewat body language-nya saja. Dari sinipun kita bisa menarik kesimpulan, diam itu memang bisa memberikan ungkapan yang sangat universal. Dan tanpa dialogpun, sebuah film mampu berbicara banyak jika memang gerak tubuh tadi bekerja dengan sangat baik.

Bagi mereka, mungkin hidup terasa tidak adil. Dan bagi kita, mungkin merasa bersyukur karena diberikan hidup yang lebih baik dan beruntung. Tapi, dengan cara mereka sendiri, merekapun bisa menemukan apa yang orang normal temukan, walaupun kondisi mengenaskan juga terkadang menyurutkan semangat mereka. WTDTAWTTAL ialah film langka dari segi penceritaan, memiliki pondasi yang kokoh, tidak sembarang memilih pemain, memaksimalkan lokasi yang itu-itu saja, membisingkan adegan tanpa dialog, serta mencairkan kekikukan suasana sekolah luar biasa. Salah satu film terbaik yang pernah saya tonton dari tangan sutradara Indonesia. Tidak membiaskan definisi cinta, namun juga tidak berterus terang dalam mengungkapkan arti cinta yang bersih. Buktikanlah, film ini akan membuat Anda tertegun melihat sebuah sisi lain dari penerjemahan akan cinta dan kasih sayang. Happy watching!

by: Aditya Saputra

1 komentar:

  1. yuk ikut lomba review film di http://movie.loveindonesia.com/id/competition/index

    hadiahnya lumayan bisa dipakai untuk nonton film lagi lho :)

    BalasHapus