Sabtu, 09 Juni 2012

Puss in Boots (2011)


Director: Chris Miller
Cast: Antonio Banderas, Salma Hayek, Zach Galifianakis, Amy Sedaris, Billy Bob Thorton, Guillermo del Toro
Rate: 3/5


Sebuah film laris manis bahkan menang perhargaan bergensi, dibuatlah film keduanya yang jadi animasi terlaris saat itu, iming-iming duit akhirnya muncul yang ketiga yang ternyata payah dalam penceritaan, tak lama yang keempat lanjut rilis dan membenamkan kesaktian Shrek seutuhnya. Produser dan rumah produksi tak mau tinggal diam, tokoh yang dianggap berpotensi bisa dipanjang-panjangkan ceritanya akhirnya dikumandangkan akan mempunyai film sendiri. Spin-off akhirnya tak terbantahkan, dan terpilihlah di kucing Spanyol yang jadi primadona. Sama-sama berwarna oranye, Puss sama sekali berbeda dengan Garfield, kucing pemalas penikmat lasagna itu. Puss adalah kucing heroik yang sekali-kali bisa melemahkan musuhnya dengan tatapan sendunya. Dengan simbolisasi sebuah topi dan pedang anggar, Puss sekali lagi menancapkan cakarnya di belantika perfilman dunia, dengan hasil laba yang memuaskan.

Storytelling film ini dari awalnya sudah bagus. Diceritakan kehidupan Puss waktu kecil hingga ia akhirnya bisa mendapat gelar tambahan 'in Boots' di belakang namanya. Mendapati jika ia pernah berekan dengan Humpty Dumpty yang culas dan seorang pemimpi sejati, kehidupan baik-baiknya membentuk metafora yang tidak menguntungkan baginya. Dalam perjalanan mencari kacang ajaib yang diyakini bisa tumbuh tinggi dan sekaligus sebagai tangga menuju istana kediaman angsa raksasa. Sayangnya mereka harus bersusah payah melawan Jack and Jill sama biadabnya. Bertemu dengan kucing wanita yang akhirnya kita tau jika mereka akan jatuh cinta, perjalanan petualangan mereka diiringi dengan kondisi pedesaan yang juga dirundung masalah.

Antonio Banderas adalah Puss in Boots dalam bentuk suara. Memang kekuatan yang paling sakti adalah sumbangan pita suara dari aktor tersebut. Puss begitu ikonik juga akibat dari pengkarakterannya yang lucu nan menggemaskan namun dalam sekejab bisa mematikan pihak lawan. Tentu saja banyak karakter baru serta perwatakan antagonis yang diharapkan bisa mensejajarkan filmnya ke ranah yang lebih bermutu. Bantuan dari Salma Hayek, si super Galifianakis, Thorton serta sekelibat del Toro mengakibatkan film ini jadi sedikit lebih megah. Namun sayangnya itu saja tidak cukup. Saya pribadi menilai, cerita awal film ini yang semula sudah terbangun dengan baik seakan dilemparkan begitu saja ke lumpur yang membuat kesan wah tadi hilang seketika. Kendati masih ada unsur klasik dengan pemakaian wahana dari dongeng dahulu kala, tapi tetap saja tidak begitu pintar menyelamatkan film ini di penceriteraannya.

Untunglah, Puss in Boots lahir dari perut Dreamworks yang telah makan asam garam dunia per-animasi-an. Tekstur tubuh Puss serta karakter lainnya terlihat sangat halus dan rapih. Dialog-dialog menyentil dan joke yang terlempar cukup ampuh meningkatkan beberapa kadar nilai untuk film ini. Sayangnya jika harus membandingkan dengan film edaran tahun yang sama, saya masih menilai Cars 2 masih lebih unggul dari beberapa sektor. Tidak bermaksud objektif, Puss seakan melupakan sisi 'hiburan murni' yang ditujukan kepada anak-anak. Dialog-dialog tadi di beberapa kesempatan seperti terlalu berat untuk dimakan mentah-mentah oleh penonton usia dini. Namun, pekerja di balik layarnya tentu saja tutup mata dan telinga mengingat film ini berujung pada nominasi Oscar dan raupan dolar yang fantastis.

Mengapa produser lebih memilih sosok kucing ketimbang seekor keledai untuk dipertontonkan utuh di depan layar. Karena kucing lebih dekat dengan keseharian manusia dan tentu saja kebanyakan kisah kucing lebih memilukan dari keledai. Mungkin saja, beberapa tahun kemudian Donkey atau bahkan Putri Fiona bisa disejajarkan dengan Puss ini. Kalau sudah begini, Puss in Boots cukup pantas ditorekan sebagai film animasi yang menghibur. Tidak kurang dan tidak lebih. Kuantitas penjualan tiket boleh berkoar-koar, tapi masalah kualitas, tetap mind-set penonton yang menilai. Happy watching!

by: Aditya Saputra

Tidak ada komentar:

Posting Komentar