Kamis, 27 September 2012

Magic Mike (2012)


Director: Steven Soderbergh
Cast: Channing Tatum, Alex Pettyfer, Matthew McCanaughey, Matt Bomer, Adam Rodriguez, Olivia Munn
Rate: 3,5/5


Soderbergh lagi kejar setoran. Beberapa tahun terakhir, Soderbergh terhitung sangat produktif. Setelah membuat Contagion dan Haywire, tahun ini proyeknya sangat diwanti-wanti, salah satunya Magic Mike. Jika melihat premisnya, mungkin sebagian kaum pria akan menjauhi filem ini. Namun, jika lebih bijaksana lagi, film ini murni sebagai hiburan yang memotivasi dan isu tentang akan banyaknya pria berotot yang semi-naked akan terelimanasi. Dan jujur saja, film ini akan membuat penonton wanita melompat kegirangan, tapi sebaliknya timbul perasaan tak enak hati untuk penonton testosteron. Cerdasnya lagi, Soderbergh menyiasatinya dengan tidak membubuhi senyawa-senyawa gay di tengah-tengah ketelanjangan ini. Menyeleksi aktor tampan lagi bulky memang mudah di Amerika sana, tapi yang pandai meliukan badan layaknya professional dancer, mungkin memiliki kerumitan tersendiri. Dan inilah, salah satu karya Soderbergh yang paling membumi.

Diajaknya Tatum di Magic Mike pasti dengan banyak alasan. Selain good looking dan berotot, Tatum memiliki poin plus lainnya selain sudah bermain banyak proyek filem, yaitu pintar menari. Dengan basic sebagai stripper dan pernah menjadi juru kunci di filem Step Up, yang membuat Soderbergh tidak segan membawa Tatum ke hot stage-nya. Bergabunglah Pettyfer, Bomer, dan McCanaughey yang dengan bitchy-nya semakin memanaskan arena stripping mereka. Para aktor ini melakukan tugasnya dengan amat baik, terutama McC yang juga dengan piciknya memanfaatkan talenta anak buahnya menjadi sumber mata pencaharian. Tapi sebagai tokoh utama, Tatum juga tidak kalah dalam mengeluarkan bakatnya, apalagi ada sisi cerita yang lebih drama di luar mempertontonkan aurat di atas panggung panas Magic Mike. Emosi yang terpancar cukup mewakili kehendak karakternya. Pettyfer pun kebagian getah manis film ini. Stripper yang tidak kemayu diperlihatkan dengan cukup bagus.

Magic Mike bermula saat Mike membantu Adam di tengah jalan. Adam yang sedang patah arang akibat kehidupannya yang berantakan, mau-mau saja saat diajak Mike untuk join di ‘bisnis’ yang sedang dikelolanya. Setelah tau jika jalan pintas itu yang dipilih dan juga tuntutan financial yang lumayan yang membuat Adam tergiur dengan dunia barunya tersebut. Ternyata, Mike cenderung berubah menjadi sosok yang lebih berwibawa dan mulai berpikir untuk berhenti dari kehidupan instannya itu, sedangkan Adam semakin liar dan menggelutinya sebagai sumber uang bagi dirinya. Apalagi Adam condong ke abege yang masih bimbang dalam memilih jalan hidupnya. Love-life Mike juga bergelombang, setelah dicampakkan dengan gadis pujaannya, dan sejak itu pula ia menyadari akan makna kehidupan sebenarnya. Kearifan melangkah itulah ujung ending filem ini.

Walaupun agak cliché, bagaimanapun juga Magic Mike adalah senjata terbaru Soderbergh untuk menjerit pada dunia bahwa ia masih eksis di siklus perfileman ini. Kalau boleh saja usul, jika saja peran Tatum diberi ruang sedikit untuk dieksplorasi bakat aktingnya, dan menebalkan kualitas dramanya, bukan tidak mungkin Soderbergh akan mengulang lagi kedigdayaan Erin Brockovich beberapa tahun lalu. Sayangnya, jeda panjang Traffic dan sekarang membuat karisma dan keajian Soderbergh kian menumpul, dan lantas menghasilkan produk semacam Contagion yang gemuk aktor bagus tapi tetap kurang greget. Soderbergh lebih menekankan sepak terjang bisnis ekstrim di film ini daripada kesusahan menambahkan bobot filmnya ke ranah yang lebih festival. Tapi tak apalah, toh mungkin tujuan Soderbergh juga tidak sampai ke sana.

Setelah ini, Channing Tatum tetap kebanjiran job, dan Soderbergh masih harus melunasi hutang filmnya dengan beberapa produser besar. Meninggalkan Magic Mike sebagai sejarah bagi mereka berdua dalam menajamkan ambisi di dunia showbiz ini. Magic Mike hadir dengan totalitas tinggi dari aktor dan sineasnya, dan juga berujung pada kualitas di atas rata-rata. Tinggal penonton bagaimana menilai film ini bagi khasanah hidup mereka. Dan bisa jadi, penonton awam akan sedikit kebingungan dengan filem yang menampilkan banyak lekuk tubuh dan perut enam kotak ini. At least, Magic Mike mengajarkan banyak petuah dalam memilih jalan hidup serta mempertanggung jawabkannya. Happy watching!

By: Aditya Saputra

Tidak ada komentar:

Posting Komentar