Kamis, 27 September 2012

Ted (2012)


Director: Seth MacFarlane
Cast: Mark Wahlberg, Mila Kunis, Set MacFarlane
Rate: 3,5/5


Sedikit untuk yang akan menonton film ini: Ted diselipi dengan banyak trivia dari filem-filem terkenal jaman dahulu dan sekarang baik yang bagus maupun yang buruk sekalipun. Jadi mudah diprediksi jika nanti sering terjadi momen ‘kurang paham’ akan lelucon di filem ini, karena sayapun merasakan demikian. Di luar itu, kita akan disuguhi sebuah filem pendewasaan diri yang kental akan pesan moral walaupun tampilan luarnya sangat amat tidak patut dicontoh. Kendati pemeran utama kita adalah boneka beruang, bukan berarti film ini sangat kekanak-kanakan, malah sangat kontradiktif. Maka dari itu, jauhi filem ini dari jangkauan anak-anak yang belum cukup umur. Ditemani dengan aktor macho Mark Wahlberg dan ‘balerina’ dari Black Swan, Mila Kunis, Ted akan mengajak kita menyelami sikap dan perilaku seorang dewasa yang masih dihantui oleh kehidupan ciliknya.

Di pinggiran kota Boston, hidupnya seorang anak laki-laki yang tidak ada seorangpun yang mau berteman dengan dirinya. Merasa kosong dari tahun ke tahun, akhirnya pada satu perayaan Natal ia dihadiahi sebuah boneka Teddy Bear oleh kedua orang tuanya. Berharap bonekanya bisa hidup layaknya manusia pada umumnya, pagi itu dunia akhirnya dibuat gempar oleh si boneka yang benar-benar hidup. Hidup dalam artian bisa berbicara dan mengerjakan kegiatan manusia kebanyakan. Anak kecil tadi sudah beranjak dewasa. Usia pertemanan mereka bahkan sudah menyentuh angka 27 tahun. Mereka hidup bertiga dengan gadis pujaan si pria. Namun nahasnya, habit buruk keduanya semakin jadi. Ternyata boneka tadi berdampak negatif bagi hubungan si pria. Hidup semakin salah dan urak-urakan, Dan wajarlah akhirnya problema pelik timbul dan berakhir akan penyesalanan di kedua belah pihak.

Sesungguhnya film ini jelas sekali ke-absurd-annya. Boneka hidup layaknya Chucky saja sudah membuat kening berkerut. Bedanya Chucky kemasukan setan keji lagi mungkar, Ted? Hanya untuk joke dan sentilan akan sifat childish anak manusia. Di luar keanehan tadi, Ted sebenarnya memberikan banyak pelajaran hidup. Tentang kesetiaan, persahabatan, serta keseriusan berkomitmen. Ted sejatinya menjadi pelipur lara pula bagi kaum dewasa dalam menyikapi hidup. Kita tidak serta-merta langsung beranak pinak tanpa mengalami berbagai gejolak dan terjalnya hidup. Sayangnya, filem ini terlalu ekstrim dalam mengambil sudut pandang. Boneka beruang bernyawa tadi difokuskan sebagai pemicu masalah dan eksekutor filemnya sendiri. Banyak adegan yang menjurus kurang ajar dan vulgar. Uniknya, bagian-bagian itu justru adalah kunci mengapa filem ini sungguh digandrungi penonton. Jujur, blak-blakan, dan apa adanya. Untuk menyindir beberapa filem yang burukpun bagi saya terlalu frontal. Si empunya cerita yang juga menulis skrip, menyutradarainya, sampai mengisi suara Ted sendiri mengerjakan multi tugasnya dengan sangat apik.

McFarlane adalah conton sineas yang menyetir filemnya dengan peran ganda. Cerdiknya, semua disorot dengan tajam. Sebagai penulis, ia berhasil memanfaatkan prosa dengan membalut ceritanya lebih masuk di akal, kendati pada bererapa sekuens guyonannya sangat terasa sekali ke-Amerika-annya yang membuat terasa garing bagi yang tidak paham. Sebagai pengisi suara sang boneka, Farlane lebih luar biasa lagi. Ted di tangannya benar-benar hidup. Ditambah dengan kemistrinya yang kuat bersama Wahlberg dan Kunis, walaupun awalnya saya sempat beranggapan jika Mark terlalu tua untuk disandingkan bersama Mila. Beruntungnya Farlane menggunakan jasa Mark dan Mila, sebab keduanya juga bermain sangat lucu. Mengisi satu sama lain. Dan Farlane sebagai sutradara, menyulap part-part bodoh menjadi lebih masuk akal. Saat kemunculan Sam Jones dibuat dengan sangat otentik dan menggelikan. Adu mulut Ted dengan seluruh lawan mainnya, Ted sebagai pegawai mini market dan kencan dengan gadis cantik, Ted si biang onar, adalah buah akal Farlane yang jadi tolak ukur penilaian film ini. Dan yang paling gila adalah kemunculan kameo yang menurut saya paling WTF setelah Nicholas Saputra yang hadir mengagetkan di The Photograph dan Bill Murray yang spontan hadir di Zombieland.

Sekali lagi, berhubung asupan dan unsur ketidaksenonohan film ini begitu tinggi, semoga anak-anak tidak diberikan kesempatan nonton film bad Teddy Bear ini. Pembelajaran yang universal tapi bukan berarti anak-anak sanggup mencernanya. Ted boleh saja dimasukkan ke kategori adult movie yang cukup berpengaruh dan salah satu yang terbaik tahun ini. Farlane sebagai dalang dan perekrutan Wahlberg dan Kunis yang efektif, serta letupan luar biasa berkat kameonya, membuat Ted sangat saying sekali untuk dilewati begitu saja. Sesudah ini, semoga Ted tidak berlanjut ke seri-seri berikutnya. Amin. Happy watching!

By: Aditya Saputra

Tidak ada komentar:

Posting Komentar