Senin, 24 September 2012

Resident Evil: Retribution (2012)



Director: Paul W.S. Anderson
Cast: Milla Jovovich, Michelle Rodriguez, Li Bingbing, Sienna Guillory
Rate: 2/5


Banyak sebab musabab mengapa akhirnya Resident Evil seri kelima ini dilempar ke pasaran. Pertama, mungkin cerita di game-nya sendiri masih bisa dieksplorasi dan dibentuk dengan cerita utuh, kedua dan yang paling pokok ialah karena uang. Sejujurnya, seri keempat film ini jauh dari kata bagus jika saja tidak diimbangi dengan visual tridi yang memukau. Oleh karena gimmick 3D-nya yang lumayan mencengangkan, lanjutlah seri ini. Toh, duet Anderson dan Jovovich masih punya majis tersendiri. Terutama untuk Jovovich, yang makin tua, makin sedap dipandang. Seakan mengandalkan aura dan pesona Jovovich seorang, lantas film ini mengesampingkan keterlibatan aktor besar lainnya, termasuk Michelle Rodriguez.

Awal mula film ini adalah flasback cerita dari film pertama hingga Alice yang mati-matian membasmi zombie di jilid keempat. Cerita melompat saat perang bar-bar di atas kapal dan terus menuju markas Umbrella Corp. Alice kembali diutus mengemban tugas menyelamatkan dunia Racoon City pada khususnya. Sekaligus harus menyelamatkan anak kecil yang menjadi bayang-bayang di kehiduan nyatanya. Sampai sini, sudah jelas penonton bisa menerk-nerka sendiri alur ceritanya yang memang mudah ditebak. Tidak ada pembaharuan di sisi ini. Hanya saja, Anderson menambahkan adegan tipuan yang boleh jadi dianggap sebagai penyegaran. Congkaknya lagi, adegan-adegan tadi tidak dieksekusi secara maksimal. Serba tanggung, jadi saat tensi penonton sudah di puncak, dengan naivnya si empunya filem langsung membanting mood tadi. Terasa hambar.

Jangan mengharapkan kapasitas akting yang mumpuni dari filem ini. Jovovich jelas-jelas mengalami stagnansi berkepanjangan di kubangan seri ini. Ekspresi datar dan serba masam baik saat adegan sedih maupun adegan aksipun mukanya begitu-begitu saja. Yang lainpun kena tuah busuknya, tidak ada bakat akting mereka yang dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Karakter baru yang diperankan Li Bingbing pun tidak cukup menyita perhatian penonton. Untung saja filem ini masih bisa dipertanggungjawabkan lewat sisi teknisnya. Anderson mungkin sudah menduga jika filemnya akan menjadi jiplakan semi-formal dari gimnya, maka diapun tidak meluputkan sisi pinggir dari fielmnya ini.

Mulai dari musik pengiring, audio visual yang membahana satu ruangan studio, serta mainan baru era 3D sekarang ini diproduksi dengan penuh semangat. Anderson seperti tidak ingin menyia-nyiakan teknologi yang ada sampai ia rela mengorbankan kualitas akting para pelakonnya. Malahan, untuk konsumsi visual moster-nyapun lebih enak ditonton. Entah Anderson kesulitan memopang para wayangnya atau memang bukan itu dagangan utama filem ini.

Bisa saja Resident Evil akan muncul yang keenam bahkan ketujuh, itupun jika produser masih gelap mata akan raupan dolar untuk seri kelima ini. Yang jelas, jika Anderson ataupun sutradara lain yang menerima tongkat estafet kelak masih jalan di lajur yang sama, mau tak mau film seperti akan akan berakhir di luar isi kepala penonton. Ditonton, lantas dilupakan. Yah, lebih menyenangkan jika Anderson meng-handle filem semacam Death Race yang ketauan seru dan kosongnya daripada film yang penuh ekspektasi seperti ini tapi hasilnya IQ jongkok.Happy watching!

by: Aditya Saputra

Tidak ada komentar:

Posting Komentar