Sabtu, 09 April 2011

Chloe (2009)


Director : Atom Egoyan
Cast : Amanda Seyfried, Julianne Moore, Liam Neeson
Rate : 4/5


Power utama yang menyelubungi Chloe menjadi satu karya yang menarik adalah kesinambungan cerita dari titik nol ke puncak yang tertata rapih. Bagaimana Atom memparadigma suatu hubungan terlarang dengan begitu telaten, manis dan sendu namun juga menyakitkan. Chloe yang menjadi dalang dari semua indikasi hancurnya sebuah keluarga, memang ditempatkan di poin antagonis. Tapi, penonton akan merasakan sedikit iba akan diri Chloe. Yah, mungkin latar belakang seorang tuna susila ini cuma lewat narasi, tapi dengan itu sedikit banyak memberikan gambaran akan terbentuknya karakter seorang Chloe.

Bercerita tentang seorang istri yang menyelediki tingkah ganjil suaminya yang mulai genit, terutama dengan para murid wanitanya. Suatu hari ia bertemu seorang pelacur muda dan berinteraksi untuk melancarkan serangan pribadi ke suaminya. Ia menggunakan jasa sang pelacur untuk membenarkan kecurugaannya. Namun, kesan yang dibawa pelacur menjadi beda saat mulai tumbuh perasaan aneh yang menggerayangi pelacur dan sang istri tadi. Keduanya mengalami polemik dan dilema yang berkecamuk. Ditambah lagi dengan masuknya tokoh sang anak yang menambah runyam masalah percintaan ini.

Chloe mengimplikasikan jika hubungan suami-istri itu akan kekal dengan rasa kepercayaan. Namun kadang, jebakan dari luar yang mengubah lumpur menjadi jurang. Di Chloe sendiri, kita bisa membayangkan bagaimana ketegasan kedua belah pihak sangat dibutuhkan. Chloe patut disalahkan? Tidak mutlak. Melacur adalah pekerjaannya, jadi yang salah adalah yang menjadi korban. Chloe ibarat boneka kecil rebutan 2 orang yang masih kurang pendewasaan diri.

Penampilan gemilang dari Amanda Seyfried dan Julianne Moore adalah kerangka kuat supernya film ini. Kolaborasi yang semula diprediksi akan gagal, namun menghasilkan insting akting yang klop. Chemistry keduanya layak diacungi jempol. Mengingatkan bagaimana perasaan gundah sejenis Moore di The Hours. Liam Neeson dengan bijaksananya memadupadankan sisa plot yang kosong.

Atom memang memproduksi ini dengan sajian lumayan vulgar. Kendati demikian, dengan seks tak murahan itu menelurkan penuturan tragis dari sebuah hubungan terlarang. Music scoring yang mendayu dan kental ritme piano menyuntik darah ketidaksabaran penonton untuk bertemu endingnya.

Chloe tak lepas sebagai sebutan drama keluarga berbalur seks yang domain. Fantasi yang dibuat sedemikian menyakitkan hingga karakter-karakternya yang begitu kuat cukup menyimpulkan jika Chloe memang berlabel drama psikologi bermutu. Dengan ending yang sekalipun mudah dalam tahap penyelesaian tetap saja masih menyisakan sedikit keironisan. Happy watching!

by: Aditya Saputra

Tidak ada komentar:

Posting Komentar