Sabtu, 09 April 2011

The Chronicles of Narnia: The Voyage of the Dawn Treader (2010)


Director : Michael Apted
Cast : Georgie Henley, Skandar Keynes, Ben Barnes, Will Poulter, Tilda Swinton, Liam Neeson (v.o.), Simon Pegg (v.o.)
Rate : 3/5


The Lord of the Rings sudah lama tutup buku, Harry Potter tinggal menunggu waktu pula untuk menamatkan serinya. Eragon, The Golden Compass, dan The Spiderwick Chronicles duduk di pojokan karena saga mereka stop tengah jalan. Sekarang kita masih punya Narnia, franchise yang diharapkan dapat tetap menyemarakkan kehidupan dunia fantasi bagi pelahap film sedunia. Dari tahun 2005 kemarin hingga 2010 Narnia baru menelurkan 3 film. Interval yang cukup panjang, karena memang Narnia pun masih tersendat-sendat dalam mencari pemasok dana produksi. Bagaimana tidak, dari jilid pertama menuju ketiga ini kualitas filmnya masih penuh tanda tanya bagi penonton dewasa. Hal yang labil juga menimpa perolehan uang yang diterima Narnia.

Kali ini para yang berkelana hanya Lucy dan Edmund Pevensie melanjutkan petualangan di dunia antah berantah Narnia. Mereka 'terpaksa' mengajak Eustace, sepupu mereka yang bengalnya minta ampun. Di sana mereka 'dipaksa' menemukan tujuh pedang raja yang di mana nantinya dapat mempertemukan mereka dengan sang agung Aslan dan tentu saja mendamaikan sejenak wisata alam bernama Narnia tersebut.

Lantas, bagaimana Narnia bab ketiga ini? Keterlibatan naskah cerita yang terbilang biasa juga punya andil mengapa seri ini dicap biasa-biasa saja. Karena emang iya, tidak ada yang spesial. Semua adegan seperti dimaksudkan untuk memuaskan hasrat penonton anak-anak yang butuh dongeng di dalam bioskop. Mengesampingkan jika penonton berumurpun ingin bersenang-senang tanpa harus dinina-bobokan. Di luar itu, tampilan CGI, vissual effect, musik, dan dekorasi kostumnya cukup membuat decak kagum. Tidak seheboh Harry Potter, apalagi The Lord of the Rings memang, kendati begitu itu bisa menjadi senjata utama Narnia dalam menjaring jamahan mata dan duit penonton.

Yang cukup mencuri perhatian adalah penampilan bandel, nakal, culas, dan egois dari si pemeran Eustace, Will Poulter. Setelah menuntaskan kebengalannya di Son of Rambow, ia kembali menjadi bocah serupa yang dibenci banyak orang. Trio Henley, Keynes, maupun Barnes tidak cukup metang berakting untuk kali ini. Keluwesan mereka turun setingkat dibanding seri terdahulu. Tilda Swinton yang tampil sekilas cukup menyegarkan suasana, pun suara ceriwis dari si Simon Pegg dalam diri Reepichep dan Liam Neeson dengan Aslannya.

Narnia kalah dari berbagai aspek jika dibandingkan dengan kakaknya, Harry Potter. Tapi Narnia punya satu kelebihan, seri ini dibungkus dengan pesan moral yang lebih universal. Anak-anak akan lebih mudah mengerti apa yang dikehendaki si pelakon. Andai saja, sutradara lebih berani menonjolkan adegan pertempuran yang lebih brutal atau daya kreasi yang lebih membahana, bisa jadi seri Narnia berikutnya akan jadi lebih super. Happy watching!

by: Aditya Saputra

Tidak ada komentar:

Posting Komentar