Sabtu, 16 Februari 2013

Hitchcock (2012)


Director: Sacha Gervasi
Cast: Anthony Hopkins, Helen Mirren, Denny Huston, Scarlett Johansson, Jessica Biel, Michael Stuhlberg
Rate: 3,5/5


Saya tidak begitu mengenal Alfred Hitchcock. Saya bahkan belum menonton satupun karyanya, apalagi Psycho yang menjadi bahasan utama filem Hitchcock ini. Yang saya tau, Hitchcock adalah salah satu sineas terpandang yang dulu karya-karyanya sering dianggap sebelah mata namun perlahan menjadi acuan penting bagaimana sebuah mahakarya dibuat dan mampu dipuja-dipuja hingga bertahun-bertahun kemudian. Mungkin banyak sutradara yang menjadi sumber inspirasi bagi sineas baru atau mungkin disebut sebagai pengaruh penting dalam memberikan sumbangsih di metode-metode perfileman. Hitchcock bisa jadi tidak setenar Steven Spielberg yang karya-karyanya mampur bercokol di puncak box office dan selalu diapresiasi dengan belasan bahkan puluhan piala dari berbagai festival filem. Dan kembali ke filemnya, inilah sebuah poin plus dari sebuah biografi. Kita akan diberi gambaran singkat tentang tokoh yang sedang diangkat.

Hitchcock mengambil seting paska kesuksesan North by Northwest dan rencana sang sutradara untuk membuat suatu karya yang beda. Diilhami dari delusional yang sering ia alami akibat dari proyek yang akan digelarnya ini, Hitchcock membuat Psycho dengan penuh emosi, ambisi, argumentasi, hingga eksposisi yang berlebihan. Terlebih lagi kepada sang istri yang ia curigai memiliki affair dengan salah satu teman penulisnya. Sepanjang pembuatan filem, Hitchcock dan tim produksinya dihantui bahwa filem yang sarat violence serta unsur nuditasnya yang cenderung eksplisit akan merugikan pihak produser yang akhirnya Hitchcock membiayai segala beban filem ini dengan menggadaikan rumah kesayangannya. Perekrutan Janet Leigh dan Vera Miles pun menjadi cerita pinggiran yang memiliki plot sendiri yang sayang sekali kurang dikupas lebih dalam.

Hitchcock disadur dari buku semi otobiografi yang juga fase di mana Hitchcock membuat Pshyco. Skripnya ditulis ulang oleh John J. McLaughlin yang di sini memiliki amunisi yang pintar dalam memilih dialog-dialog berkualitas yang mampu mengembangkan isi ceritanya sendiri. Lempar pendapat yang diperlihatkan Hitchcock dan Alma sangat harmonis, bahkan sekalipun bertengkar masih terlihat menarik. Kekurangan justru terlalu buru-burunya dugaan Hitchcock kepada istrinya yang memiliki affair dengan seseorang. Bagian ini terasa datar bagi saya. Selebihnya, walaupun drama yang terkait tidak begitu mendalam, setidaknya masih bisa merealisasikan secara nyata bagaimana siklus kehidupan Hitchcock di tengah pekerjaannya sebagai seniman, dan suami untuk istrinya di rumah. Selain art direction yang mendekati aslinya, departemen kostum dan make-up untuk filem ini sudah bekerja dengan amat baik. Mereka memermak Anthony Hopkins menyerupai Hitchcock secara alami dan menyisakan sisi mistis di Hopkins.

Sebagai penyelenggara utama filem ini, Anthony Hopkins memang telah berusaha dengan amat optimal. Kinerjanya sebagai sang maestro patut dihargai setinggi mungkin. Gesture serta body language yang ia peragakan di depan layar memang menimbulkan kesan yang luar biasa. Terlebih lagi Helen Mirren sebagai Alma yang mampu beradegan kocak dan bijaksana dalam satu lini. Sebagai Janet Leigh dan Vera Miles, Scarlett Johansson serta Jessica Biel bukan saja mengeluarkan aura keseksian mereka dari postur tubuh namun juga berhasil menambah kesan manis di sepanjang filem. Sebenarnya peran mereka di filem Psycho sangat penting, namun berhubung ini adalah filem yang menyorot lingkaran kehidupan Alfred, mau tak mau keduanya harus puas sebagai pemeran pembantu saja. Sacha Gervasi selaku orang yang duduk di kursi sutradara berhasil memompa filemnya agar tidak menjadi kacangan. Pengalamannya sebagai scriptwriter seakan sebagai awal untuk meneruskan niatnya berprofesi sebagai sutradara di filem panjang perdananya ini.

Hitchcock bukanlah filem biopik yang sempurna, namun ada sisi entertaining yang ada tersembunyi di dalamnya. Kendati masih banyak kekurangan yang harus dibenahi sang sutradaranya, tapi dengan porsi durasi yang tidak berlebihan memang membuat Hitchcock terasa padat yang tepat sasaran. Didukung penampilan aktor kelas wahid dan ditunjang dua pesolek yang siap menyita perhatian para penonton pria, Hitchcock menambah daya pikatnya. Dan kesimpulan yang bisa saya tarik dari filem ini adalah semangat, kepercayaan diri, kerja keras, serta partner yang baik adalah beberapa elemen yang harus diperhatikan untuk mencapai hasil baik yang kita inginkan. Alfred Hitchcock biarlah tinggal nama, namun karya-karya monumentalnya akan tetap dikenang para penggemarnya yang tiap tahun akan bertambah. Happy watching!

by: Aditya Saputra

Tidak ada komentar:

Posting Komentar