Rabu, 27 Februari 2013

Pitch Perfect (2012)


Director: Jason Moore
Cast: Anna Kendrick, Skylar Astin, Brittany Snow, Rebel Wilson, Ben Platt, Anna Camp
Rate: 3/5


Memasuki milenium 2000, dan semenjak Moulin Rouge! memperkenalkan kembali dunia musikal pada filem, semakin berganti tahun semakin banyak saja filem yang mengambil genre tersebut. Bahkan setahun sesudahnya, Chicago malah menjadi pemenang Best Picture di Academy Award. Disusul Rent, Be Cool, Dreamgirls, Hairspray, dan terakhir Pitch Perfect meramaikan ranah ini dengan sedikit cara yang berbeda. Bahkan, pagelaran Oscar Februari kemarin memberikan sedikit apresiasi dan tribute untuk pencapaian musical movie satu dekade ke belakang. Mengusung teknik akapela dalam mengaransemen serta mencampur adukkan beberapa lagu dalam satu performance, Pitch Perfect menghadirkan nuansa baru walaupun cerita filem ini sangat-sangat stereotype.

Beca, yang memiliki ambisi tersembunyi di dunia musik harus rela mengikuti kemauan sang ayah untuk melanjuti ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Terdamparlah Beca di Barden University dan mengikuti komunitas The Bellas sebagai salah satu kontender yang akan mengikuti kompetisi musik akapela yang digelar rutin tiap periodenya. Nyatanya, menjadi anak bawang sedikit menyudutkan Beca terlebih lagi hubungannya dengan Jesse meluap kemana-mana dan harus berurusan pula dengan sang ayah akibat keonaran yang dibuatnya di sekolah.

Pitch Perfect memang memberikan banyak asupan yang pas untuk sebuah filem remaja. Tema persahabatan dan kerja keras yang diusung lewat filem ini mengental hingga akhir filem kendati sutradaranya memoles filem ini menjadi sangat ringan. Kekuatan musik menjadi poin terpenting di filem ini. Karena, filem musikal tanpa sodoran lagu-lagu yang ciamik juga akan menjadi bumerang sendiri. Oleh sebab itu pemilihan lagu dan komposisasi musik di filem ini sangatlah juara. Menutupi semua departemen filem yang cenderung membosankan. Cerita Pitch Perfect hanyalah seukuran filem remaja kebanyakan yang diisi intrik basi dan mudah ditebak. Aktingpun tidak menjadi fokus utama. Hingga menular ke Anna Kendrick yang berakting dengan sangat payah. Pengecualian dengan aksi panggung dan taste musikalitas untuk filem ini. Koreografi serta aransemen yang enak didengar memang menjadi bagian terpenting untuk Pitch Perfect. Jika saja elemen ini juga di bawah rata-rata, Pitch Perfect tidak akan seramai sekarang diperbincangkan oleh kaula muda.

Berbahagialah saat menonton Pitch Perfect, buruknya naskah tidak diikuti oleh penokohan yang bisa ditempatkan pas sesuai porsi. Member The Bellas dibuat seunik mungkin dan mampu memberikan joke-joke segar. Terutama lelucon yang dilempar oleh Rebel Wilson. Brittany Snow yang sudah lama tak terlihat batang hidungnya di berbagai filem, di sini cukup memberikan sumbangsih berkat suaranya yang terasa enak didengar. Hanya saja, buat saya itu saja tidak cukup. Sebuah filem akan bernilai lebih jika seluruh partisinya digenjot semenarik mungkin, apalagi untuk urusan cerita. Berdiri sama kokoh dengan serentetan episode Glee dan beberapa filem Step Up dan Street Dance, Pitch Perfect hadir untuk menambah panjang daftar filem musikal yang berhasil menarik minat penonton untuk membuka mata ke arah genre ini. Happy watching!

by: Aditya Saputra

Tidak ada komentar:

Posting Komentar