Sabtu, 14 Januari 2012

Mission: Impossible - Ghost Protocol (2011)


Director: Brad Bird
Cast: Tom Cruise, Jeremy Renner, Paula Patton, Simon Pegg, Michael Nyqvist, Lea Seydoux
Rate: 4/5


Kapan terakhir kali Anda melihat Tom Cruise memegang senjata dan mengejar musuh dengan kakinya sendiri? Knight & Day, bukan? Dan film itu seperti mencoreng nama Ethan Hunt yang kadung melekat di jidatnya sebagai aktor yang mampu menjadi agen bak James Bond. Sepanjang karir selebritasnya, terhitung Cruise sudah tiga kali memerankan sosok agen tampan yang mampu berkelana dan bertarung dalam kondisi apapun. Menjengkelkan memang melihat sosok Ethan yang tak pernah kalah dan dipuja para wanita di seluruh dunia berkat Tom Cruise. Tapi bagaimanapun juga, kehadiran Ethan di tangan Cruise memang pas badan, dan sukses menghantarkannya ke seluruh dunia sebagai aktor favorit hingga sekarang. Kini, berkat bantuan Brad Bird, untuk kali keempatnya Cruise mencoba berpetualang ke Dubai guna mencari untung sebesar-besarnya.

Filmnya jelas sudah meraup laba yang fantastis. Bukan berkat Bird maupun filmnya yang full aksi, tapi tunggal oleh Cruise. Tom Cruise ditambah action movie adalah big office, hal itu tak bisa ditepis. Sekalipun Brad Bird adalah pemegang Oscar lewat The Incredibles dan Ratatouille, tetap Cruise menjadi tersangka atas suksesnya Ghost Protocol. Cerita untuk filmnya sendiri secara umum hanya pengulangan dari tiga seri sebelumnya. Sosok Simon Pegg kembali diundang guna mengisi slot komedi dari dirinya, dan untung saja berhasil. Michelle Monaghan yang muncul sekelibatpun gunanya untuk menyambungkan tali dari serentetan seri sebelumnya. Kehadiran Paula Patton yang black-exotic-nya, serta Jeremy Renner yang siap mengambiul tongkat estafet dari Cruise memainkan perannya dengan sangat pas. Pemilihan pemeran antagonispun terbilang meyakinkan. Tidak hanya rupawan namun juga mampu berolah beladiri yang berhasil menyusun adegan laga menjadi enak ditonton, Lea Seydoux contohnya.

Tidak berlebihan, karena memang di film ini segala adegan aksi serasa dioptimalkan sekali. Dari awal mereka di Budapest hingga berakhir di Uni Emirat Arab lengkap dengan sandstorm-nya ditampilkan dengan sangat takjub. Efek yang membantu serta pesona gadget-gadget terkemuka diperlihatkan secara frontal guna menggelegar kuping dan mata penonton. Yah, penonton memang mengharapkan film aksi yang demikian. Alih-alih setengah-setengah dalam bertarung, Ghost Protocol malah melanjutkan tensi hingga terus menaik dari awal hingga akhir. Sekalipun hampir tidak ada dialog yang berbibit bobot yang signifikan, tetapi terbantu oleh tampilan megah film ini. Bird yang kita kenal hanya bergelut di dunia animasi, serasa menemukan pintu gerbangnya sendiri dalam menyetir film ini menjadi paket yang layak untuk diterusi franchise-nya.

Tidak ada yang salah dengan logika pada film ini. Meskipun banyak yang menyebutkan bejibunnya adegan lebay di film ini, toh tak sedikit juga yang berdecak kagum serta gemetaran melihat tokoh kesayangan kita dirundung kesusahan. Kekuatan komedik dari Pegg mungkin mampu meleburkan segala peluh keringat kala melihat Cruise memanjat dinding kaca berpuluh-puluh lantai tingginya. Mengatur nafas saat Renner bermagnet-ria, jika tanpa Pegg di belakangnya, mungkin kita lupa jika film ini adalah Mission Impossible. Terlalu mengharapkan yang lebih, padahal apa yang terpampang di layar sudah lebih dari cukup. Satu lagi ialah permainan musik dari Giacchino. Theme song legendaris dari MI yang ciamik itu diolah menjadi sentuhan yang segar dan membahana seisi studio kala itu. Pro dengan musiknya, pergerakkan kamera dari Robert Elswit sungguh dinamis. DoP favorit saya ini memang sudah membius dengan sorotan cemerlangnya saat mengambil gambar Daniel Plainview di tanah gersang lewat There Will Be Blood tempo hari. Di sini, kerja santainya mencerminkan kerja kerasnya.

Untuk suatu kemasan hiburan, Ghost Protocol bukan sembarangan film seri yang dibuat hanya demi uang semata. Walau kemungkinan alasan itu ada benarnya, tapi toh keleluasaan Bird untuk tidak mematikan tokoh Ethan Hunt sungguh patut diapresiasi. Belum lagi ini adalah live action movie pertamanya dan bagusnya, sukses besar. Paradigma Cruise yang menua dan kenyataan jika gadget semakin mengglobal, memungkinkan franchise ini akan terus berlanjut dengan atau tanpa Cruise berdiri di tengah poster. Tidak ada pesan terselubung selain si baik dan si jahat. Nikmati saja polesan visual yang memanjakan mata. Selesaikan dengan perasaan puas, dan Mission: Impossible is impossibly worth to be hated. Happy watching!

by: Aditya Saputra

1 komentar: