Kamis, 11 November 2010

Dear John (2009)

Director : Lasse Hallström
Cast: Channing Tatum, Amanda Seyfried, Richard Jenkins, Henry Thomas
Rate : 3/5


Belum satupun novel dari tulisan tangan seorang Nicholas Sparks yang pernah saya baca. Kendati begitu, dengan bejibunnya karya yang ia buat telah ditranslasikan ke medium film, setidaknya sudah membentuk gambaran samar untuk saya tentang bagaimana karangan-karangan beliau. Memang, keseluruhan prosanya hanya bersangkut paut pada kisah cinta yang tak habis-habisnya dieksploitisir. Mulai dari yang tragis macam A Walk to Remember hingga yang konyol a la Nights in Rodanthe pun tetap menjadi bahan perbincangan umat wanita yang haus akan topik percintaan. Bagaimana dengan pembaca/penonton pria? Mungkin jika menyingkirkan sisi 'egosentris anti feminisme', bisa saja priapun akan menyukainya.

Kali ini saya dibawa Lasse Hallström melalui sastra indah karya Sparks yang lain berjudul Dear John. Ceritanya sangat ringan, bahkan terkesan terlalu biasa. John Tyere dan Lynn Curtis bertemu secara mengesankan yang kemudian dilanjuti dengan surat-menyurat karena Tyere diharuskan mengikuti perang akibat serangan 9/11. Dari sinipun kita tau jika setting film ini terjadi di tahun 2001. Begitu terus-menerus secara berkala mereka berkorespondensi satu sama lain. Di sini lain, Tyere juga ada clash dengan sang ayah yang pesakitan.

Saya akan dicap tak-ada-cinta jika saya menilai film ini sebatas 'lumayan'. Itu bisa saja saya lakukan kalau film ini memang gagal total, namun saya berperilaku lain karena menganggap film ini masih layak disebut sebagai drama memikat. Bukan, bukan. Bukan dari para aktor atau naskahnya yang saya puji, namun kepiawaian sang sutradaranya lah yang membuat Dear John terasa lebih hidup. Terlepas dari banyaknya dialog konyol keluar dari bibir, Hallström memang telah mengatur pola Dear John agar tidak terkesan lemah maupun klise dalam bercerita. Dengan pendekatan seperti What's Eating Gilbert Grape yang sangat personil dan Chocolat yang berjiwa 'wanita', Dear John pun masih memegang akar kekhasan Hallström.

Bertolak belakang dengan apa yang dilakukan Lasse, permainan tak-gemilang malah disuguhkan oleh aktor sentralnya. Channing Tatum dan Amanda Seyfried kurang mengeluarkan seluruh bakat mereka. Jadi, sepanjang film saya merasa mereka hanya menghasut penonton dengan fisik sempurna mereka saja. Bahkan, Richard Jenkins yang sudah bermain apik pun jadi terasa 'kosong' berkat pendekatan yang 'kosong' pula bersama Tatum. Malah kalau boleh meramal, hubungan ayah-anak di film ini bisa saja menjadi daya tarik lain agar filmnya jadi lebih bermutu.

Dear John, kreator dan aktornya, mungkin telah berkolaborasi semaksimal mungkin agar menjadi feature yang menarik. Sayangnya, meski sang sutradara telah makan asam garam di bidangnya, kondisi malah diperburuk dengan sokongan duo pemeran utamanya. At least, pesan yang ingin disampaikan sudah terbaca dengan baik. Cinta itu memang mempunyai berbagai bentuk. Dari sosok Tyere mungkin kita bisa memahami mengenai porsi untuk mencintai pacar dan porsi untuk mencintai dan memperdulikan keluarga. I don't hope my love story will be like Tyere's. But, i just want to know my love from a letter. Words mean everything that u don't find from talking each other. Happy watching!

by : Aditya Saputra

Tidak ada komentar:

Posting Komentar