Rabu, 24 November 2010

The Last Song (2010)

Director : Julie Anne Robinson
Cast : Miley Cyrus, Liam Hemsworth, Greg Kinnear, Bobby Coleman
Rate : 2/5


Saya akui Nicholas Sparks adalah salah satu dari sedikit novelis yang mengumbar percintaan remaja yang mendayu-dayu. Saking banyaknya karya Sparks yang telah dibuat film bertema serupa malah membuat saya sedikit bingung membedakan antara film A dan B. Sparks pasti memasukan unsur intimitas antara tokoh dan ayah mereka, akhir yang bahagia, masalah pihak ketiga berupa keluarga atau saingan cinta, dan lain-lain. Dan bisa jadi, karena itu pula The Last Song ini sangat buruk di mata saya.

Mengambil formula yang sama dengan film-film saduran novel Sparks lainnya, The Last Song jelas tidak memiliki hal yang baru untuk ditelaah lebih jauh. Drama yang sentimentil antara sang gadis dan ayahnya jauh dari kata berhasil. Begitu pula dengan hubungan romansa kedua tokoh utama kita yang tidak terjalin dengan sangat kuat. Bahkan, arti judulnya sendiri menjadi sangat kaku setelah sang sutradara dan penulis naskahnya melakukan ketimpangan ke dua hal yang berbeda. 'lagu terakhir' yang menjadi topiknya malah hanya sekedar lewat saat film sudah akan habis.

Dialog-dialog yang muncul juga terdengar culun, tidak sememorebel saat saya menonton The Notebook, karya lain dari novel Sparks. Ditambah kemeresotan kualitas akting yang diperlihatkan para aktornya. Lihat saja bagaimana buruknya kolaborasi Liam Hemsworth dan Miley Cyrus di film ini, baik dalam adegan romantis maupun sedang bertengkar sekalipun. Sehingga penonton bukan diajak untuk meresapi keadaan mereka, tapi dibimbing untuk mencibir film ini sendiri.

Poin-poin kecil yang bisa saja menjadi daya tarik lain juga tidak dimaksimalkan dengan baik. Seperti keperdulian mereka akan habitat penyu, kejadian masa lalu di gereja, atau hubungan adik-kakak tadi saya rasa jika diarahkan dengan tepat mungkin hal tersebut tidak terkesan mubasir. Bisa dikatakan penyu itu hanya sekedar kamuflase untuk menghubungkan dua sejoli memadu kasih. Konyol, huh?

Tidak sanggup saya mencari kelebihan film ini, termasuk dari seorang Greg Kinnear yang saya duga akan menjadi satu-satunya dewa penyelamat bagi film ini. Tapi saya tidak congkak. Adegan penyu kembali ke laut dengan gerak lambat disertai visual yang indah memang membuat saya berdecak kagum. Ironis tidak, bahkan penyu yang sanggup mencuri perhatian saya ketimbang para homo sapiens-nya sendiri.

Ini doa saya: 'Semoga Sparks berhenti mereka-reka kisah cinta tiada usai. Semoga sineas luaran sana tidak hanya sekedar mentranslasikan isi novel namun juga harus mematangkan konsep cerita agar tidak terjun bebas ke lumpur kritik negatif. Semoga yang membaca review saya tidak lantas membenci saya, terlebih kepada mereka yang sangat menyukai film ini'. Happy watching!

by: Aditya Saputra

Tidak ada komentar:

Posting Komentar