Director: Asghar Farhadi
Cast: Peyman Moadi. Leila Hatami, Sareh Bayat, Shahab Hosseini, Sarina Farhadi
Rate: 4,5/5
To be honest, saya kurang ahli dalam menilai film buatan orang non-Amerika. Di samping kurangnya khasanah film yang saya tonton di ranah mereka, terlebih juga saya kurang paham akan kultur dan adat yang melatar belakangi kehidupan mereka. A Separation tercatat sebagai film berbahasa asing terbaik di Oscar Februari 2012 kemarin, menjadikannya film Iran pertama yang mendapat gelar tersebut. Lantas tentang apa ceritanya hingga membuat juri Oscar teracuni dan tidak segan memberikan predikat terbaik untuk karya Farhadi satu ini? Patut diingat saat akan menonton film ini adalah, A Separation berisi dialog-dialog berbobot berat dan tanpa musik pengiring di dalamnya. Nikmati saja bagaimana cekatannya meraka beradu akting dan kepiawaian Farhadi dalam mengatur filmnya.
Nader dan Simin diujungkan oleh kenyatan jika mereka harus berpisah karena satu hal penyebab. Simin ingin mengajak keluar dari Iran tetapi di sisi lain Nader tidak bisa menuruti keinginan istrinya dikarenakan dedikasinya terhadap ayahnya yang mengidap alzheimer sehingga tidak bisa ditinggal begitu saja. Dan akhirnya, anak perempuan merekalah yang menjadi tumbal dan korban siksaan batin. Nader berada di posisi yang tiak menguntungkan yang akhirnya membuat ia menyewa seseorang untuk mengurus ayahnya selama dia bekerja pada pagi harinya. Datanglah pembantu yang mengurus rumah tangga serta ayahnya yang semakin hari kondisinya kian memburuk. Seiring film bergulir, intrik perlahan muncul dan menggantungkan segala permasalahan yang semula sedikit menjadi berangin-angin dan tidak ada penyelesaiannya. Mereka dipaksa untuk melepaskan jubah kesopanan dan kejujuran untuk melakukan pembenaran.
Tokoh di film ini cukup banyak, tapi dengan adilnya mereka mendapat porsi yang tidak berlebihan dan tidak juga kurang dalam pengeksplorasiannya. Sehingga keberadaan mereka membangun filmnya sendiri dan sukses memasuki kadar drama dengan kualitas yang lebih tinggi lagi. Masing-masing aktor bekerja semaksimal mungkin, mulai dari ekspresi, tone suara mereka baik dalam beremosi ria maupun adegan santai memang diperhatikan dengan sangat baik. Farhadi memanfaatkan momen ini dengan menciptakan dialog-dialog legit buah penanya sendiri. Ditambah dengan sorotan kamera dan editing yang rapih, Farhadi seakan telah mengajak kita berada di lokasi langsung dan ikut merasa geram dengan sifat masing-masing karakter. Yah, mereka semua tidak dijelaskan siapa yang protagonis maupun antagonis. Karakterisasi yang dibuat serealistis mungkin. Itulah manusia, kadang berbuat baik, tapi sukar untuk tidak berbuat jahat.
A Separation menjabarkan dengan sangat lugas pentingnya sebuah kejujuran, kesetiaan, dan rasa saling peduli. Juga memaparkan kita akan keraguan yang selalu menyelimuti manusia. A Separation seolah menampar kita dengan pesan moralnya. Sulit menjadi orang baik, dan kita berada di arena yang telah dibuat oleh Tuhan untuk kita mainkan dengan emosi dan amarah sebagai senjata. Mana lagi, hukum yang sangat menyiksa di Iran sana yang tidak enggan menjebloskan yang salah ke dalam penjara. Bahkan menyentuk yang bukan muhrimnya saja bisa menjadi hal yang memberatkan kita. Satu hal lagi, film ini hanya dipenuhi dialog tanpa iringan musik sedikitpun. Bahkan ending credit-nya diam seribu bahasa. Seakan menyuruh penonton untuk mencerna senddiri dan memilah akan ke mana ending yang telah tersaji.
Sekali lagi, tak salah bagi juri di manapun untuk mengganjar A Separation sebagai film terbaik di festival-festival manapun. Kepahitan dan kegetiran yang terjalin sepanjang film sungguh menguras emosi dan keinginan penonton untuk terlibat langsung di dalamnya. Dan secara tak langsung, film inipun menunjukkan jika seburuk apapun pertengkaran orang tua, anaklah yang menjadi korban pesakitannya. Asghar Farhadi (bahkan saya tidak tau orangnya yang mana!) telah memberikan kita sebuah produk abadi yang tidak akan lekang di makan jaman. Komposisi akting yang memukau menjadi salah satu alasan kenapa A Separation sangat pantas untuk ditonton. Happy watching!
by: Aditya Saputra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar