Director: David Koepp
Cast: Joseph Gordon-Levitt, Ramirez, Michael Shannon, Jamie
Chung
Rate: 4/5
JGL sepertinya kena tuah keberuntungan untuk tahun 2012 ini.
Tiga filemnya rilis hamper berdekatan. The Dark Knight Rises lahir dengan
segala puja-puji atas karya Nolan tersebut dan otomatis JGL kebagian getah
baiknya. Karakter yang dia mainkan sangat kuat seimbang dengan sumbangan
aktingnya yang juga memuaskan segala pihak. Berlanjut ke Premium Rush dan
Looper yang sama-sama dicap sebagai tontonan yang berkualitas dan menghibur.
Khusus Looper, filemnya bahkan belum dirilis luas tapi gembar-gembor sebagai
salah satu sci-fi terbaik sudah menyeruak ke khalayak dunia. Untuk pemanasan,
JGL mengajak kita menyelamatkan dokumen penting sambil bersepeda di jalan raya
lewat Premium Rush. Dikomandoi oleh David Koepp, Premium Rush muncul dengan
semangat tinggi dan positif.
Diceritakan adalah salah satu kurir sepeda terbaik yang
kebagian ‘malapetaka’ untuk mengantarkan dokumen berbahaya dari dan ke orang
Cina. Hanya saja, kerahasiaan dokumen tersebut tercium oleh oknum yang ingin
menyalahgunakan barang tersebut. Adalah polisi bertabiat iblis yang kecanduan
judi dan terlilit banyak hutang. Bayangan uang di depan mata membuat polisi
bejat tersebut melakukan segala cara untuk mencegat si kurir di tengah jalan.
Sebagai cerita sampingan, si kurir ternyata sedang ada masalah percintaan
dengan kekasih yang juga seorang kurir sepeda. Sekilas, premis di atas seperti
kebanyakan filem aksi kebanyakan. Dalam benak kita, premis seringan itu akan
menjadi tontonan sekali lewat saja. Hanya saja, paradoks tadi akan menguap
seiring dengan tempo film yang sudah dibuat keren lewat prolognya.
Premium Rush layaknya Unstoppable buatan Tony Scott. Cerita
biasa-biasa saja tapi diadon dengan sangat mahir. Unstoppable memang menggiring
penonton ke wahana kereta api yang memacu ketegangan dari awal hingga akhir.
Begitu pula dengan filem ini, Koepp seakan tidak ingin memberikan jeda ke
penonton untuk ke toilet sekalipun. Karena, tiap adegan diisi dengan emosi yang
sama bahkan bertambah dari menit ke menit. Bagaimana teknik kamera dan teknik
bersepeda yang dipaparkan di layar dengan begitu aduhai, cantik, dan membius.
Diiringi pula dengan musik yang bersenyawa langsung, durasi singkat filem ini
menjadi amat-amat singkat saking tidak terasanya waktu berlalu. Laiknya pelakon
yang kebut-kebutan di jalan, film ini melaju juga dengan kecepatan penuh tapi
bertanggung jawab. Tidak ada adegan kosong yang sia-sia yang akhirnya mengefek
ke aktornya.
Main cast kita, JGL,
seperti yang sudah-sudah selalu memamerkan akting yang maksimal. Levitt dengan
cekatan mengayuh kendaraan roda dua tersebut disertai dengan permainan air muka
yang pas. Sebenarnya, yang membuat film ini spesial adalah teknik kamera dari
tangan Koepp, tapi disempurnakan oleh para wayangnya. Oleh sebab itu, talenta
Levitt dan lainnya sebagai penyokong yang sangat klik. Selain Levitt, satu
aktor lagi yang menyita perhatian adalah Michael Shannon. Selepas mengacau jiwa
Winslet dan menyelamatkan Chastain dari bencana, peran polisi kotornya di sini
dimainkan dengan penuh jiwa. Setali tiga uang dengan Nic Cage di Bad Lieutenant
yang sama-sama tokoh yang mencoreng nama baik kepolisian, Shannon adalah cermin
busuk NYPD di Amerika sana.
Mulai dari ekspresi kesal, kecewa, hingga kebingungan dilampiaskan dengan amat
bengis dari wajah melankolis Shannon. Chung,
Ramorez, dan lainnya cukup sepadan dalam mensubtitusikan bakat akting mereka di
tengah-tengah kegarangan Levitt dan Shannon.
Parade kejar-kejaran yang dikerjakan sepanjang filem memang
menyenangkan untuk disaksikan. Saling salip-menyalip di tengah keramaian,
forbidden way, baku
hantam, keringat yang mengucur, adalah bukti betapa hebatnya film ini.
Seharusnya film ini dilempar saat musim panas yang siapa tau bisa mengeruk laba
lebih banyak. Tapi dengan hadirnya di bulan September di mana film berbudget
megalomia kurang menggema, perilisan Premium di bulan ini sangat beralasan.
Sebagai penutup, setelah menjadi Robin dan bersikukuh menyelamatkan arsip
berharga atas nama pedal sepeda, saya semakin penasaran dengan darah akting
segar dari Levitt di Looper. Dan semoga aksi Willis bisa menyeimbangi bahkan
melebihi apa yang Shannon sumbangsihkan untuk
Premium Rush. Happy watching!
By: Aditya Saputra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar