Director : Jimmy Hayward & Steve Martino
Voice-over : Jim Carrey, Steve Carell, Isla Fisher, Will Arnett, Seth Rogen
Rate : 3,5/5
Dr. Seuss, pendongeng sejati yang telah menelurkan banyak cerita klasik menarik maupun fabel yang sanggup menggugah minat baca para bocah-bocah dunia. Tidak dapat disangkal, karya tulisnya memang dapat berbicara banyak baik lewat tampilan imajinasi maupun daya tarik dalam bertutur cerita. Fairytales yang cenderung aneh malah semakin unik di mata fansnya. Setelah tahun silam muncul Cat in the Hat yang telah difilmkan dan menerima banyak kritikan dan How The Grinch Stole Christmas! yang biasa-biasa saja, akhirnya ada juga sutradara yang sadar diri jika seharusnya dongeng karya Seuss sejatinya dipoles lewat grafis komputer, bukan dimainkan oleh aktor asli. Horton Hears A Who! dengan setelan tunggal seorang gajah bernama Horton berhasil mengeruk dolar sekaligus mengikis keterpurukan book to movie yang gagal sebelumnya.
Gajah konyol yang hidup di hutan Nool secara tidak sengaja mendengar suara rongrongan minta tolong. Yang membuat heran Horton adalah jika suara itu hanya berupa spektrum kecil yang berasal dari mikroorganisme di setangkai bunga. Hubungan percakapan aneh dari kampung Who dengan alam nyata Horton malah menimbulkan kesinisan di kalangan ekosistem hutan lainnya. Horton dianggap sebagai pendoktrin buruk kepada anak spesies mereka. Tidak tinggal diam, Horton dengan segala upaya dan kebaikan hatinya, bersikukuh menolong para kaum Who dari bencana massal yang tak bisa dicegah.
Kids must love this movie. Kenapa? Di samping karena berupa film kartun, Horton juga penuh warna tanpa menjejalkan cerita yang sulit dicerna. Blue Sky Studios bukan Pixar yang perfect dalam berdrama, bukan pula Dreamwork Animation yang unggul dalam penataan render animasi. Tapi Horton mampu berdikari lewat banyak hal. Animasi yang tak murahan, serta joke-joke segar yang menyertai film ini mampu mengangkat derajat Horton lebih tinggi. Pun dengan pesan moral yang terkandung di dalamnya. Lewat dua dunia yang berbeda, kita juga diberi dua pelajaran yang berlainan pula. Biota hutan mengajarkan kita untuk saling tolong-menolong, dan di wahana Who kita memperolah sentilan akan pentingnya bersosialisasi serta jangan mudah menyerah dalam mencapai cita-cita.
Warna-warni hutan lengkap dengan berbagai tokoh dan wataknya disajikan dengan lumayan baik oleh sang kreator. Begitu pula jika kita memasuki kawasan kaum Who yang unik, kreatif layaknya yang pernah disuguhkan Blue Sky lewat Robots tempo hari. Peranakan yang juga membuat kompilasi Ice Age ini menyuntik dana segar yang digunakan dengan wajar. Komputerisasi yang gemilang. Musik yang tertata rapi, serta naskah adaptasi yang baik.
Sumbangan suara dari Jim Carrey dan Steve Carell sebagai voice-over ternyata memberikan kesan lain. Keduanya berhasil menghidupkan tokoh rekaan Dr. Seuss dengan sempurna. Gajah tambun di tangan Carrey super duper konyol dibawakannya. Begitu pula Carell yang menyuntik semangat kecut dari sang Mayor kota Who. Memang, 2 aktor jempolan yang punya daya pikat kuat untuk sebuah komedi. Teruntuk konsumsi anak-anak sekalipun.
Horton Hears A Who! kendati tidak pantas disanding dengan karya-karya keluaran Pixar, tapi setidaknya membuktikan jika Blue Sky masih mampu eksis di tengah serangan Dreamworks dan Pixar. Who! merupakan film komedi tolak ukur anak-anak namun sarat makna bahkan penuh dengan filosofi. Bungkusan berwarna yang terlihat di luarnya, ternyata menyembunyikan banyak harta pelajaran yang melimpah. Yah! Ini salah satu feature ringan yang sangat bagus. Happy watching!
by: Aditya Saputra
Voice-over : Jim Carrey, Steve Carell, Isla Fisher, Will Arnett, Seth Rogen
Rate : 3,5/5
Dr. Seuss, pendongeng sejati yang telah menelurkan banyak cerita klasik menarik maupun fabel yang sanggup menggugah minat baca para bocah-bocah dunia. Tidak dapat disangkal, karya tulisnya memang dapat berbicara banyak baik lewat tampilan imajinasi maupun daya tarik dalam bertutur cerita. Fairytales yang cenderung aneh malah semakin unik di mata fansnya. Setelah tahun silam muncul Cat in the Hat yang telah difilmkan dan menerima banyak kritikan dan How The Grinch Stole Christmas! yang biasa-biasa saja, akhirnya ada juga sutradara yang sadar diri jika seharusnya dongeng karya Seuss sejatinya dipoles lewat grafis komputer, bukan dimainkan oleh aktor asli. Horton Hears A Who! dengan setelan tunggal seorang gajah bernama Horton berhasil mengeruk dolar sekaligus mengikis keterpurukan book to movie yang gagal sebelumnya.
Gajah konyol yang hidup di hutan Nool secara tidak sengaja mendengar suara rongrongan minta tolong. Yang membuat heran Horton adalah jika suara itu hanya berupa spektrum kecil yang berasal dari mikroorganisme di setangkai bunga. Hubungan percakapan aneh dari kampung Who dengan alam nyata Horton malah menimbulkan kesinisan di kalangan ekosistem hutan lainnya. Horton dianggap sebagai pendoktrin buruk kepada anak spesies mereka. Tidak tinggal diam, Horton dengan segala upaya dan kebaikan hatinya, bersikukuh menolong para kaum Who dari bencana massal yang tak bisa dicegah.
Kids must love this movie. Kenapa? Di samping karena berupa film kartun, Horton juga penuh warna tanpa menjejalkan cerita yang sulit dicerna. Blue Sky Studios bukan Pixar yang perfect dalam berdrama, bukan pula Dreamwork Animation yang unggul dalam penataan render animasi. Tapi Horton mampu berdikari lewat banyak hal. Animasi yang tak murahan, serta joke-joke segar yang menyertai film ini mampu mengangkat derajat Horton lebih tinggi. Pun dengan pesan moral yang terkandung di dalamnya. Lewat dua dunia yang berbeda, kita juga diberi dua pelajaran yang berlainan pula. Biota hutan mengajarkan kita untuk saling tolong-menolong, dan di wahana Who kita memperolah sentilan akan pentingnya bersosialisasi serta jangan mudah menyerah dalam mencapai cita-cita.
Warna-warni hutan lengkap dengan berbagai tokoh dan wataknya disajikan dengan lumayan baik oleh sang kreator. Begitu pula jika kita memasuki kawasan kaum Who yang unik, kreatif layaknya yang pernah disuguhkan Blue Sky lewat Robots tempo hari. Peranakan yang juga membuat kompilasi Ice Age ini menyuntik dana segar yang digunakan dengan wajar. Komputerisasi yang gemilang. Musik yang tertata rapi, serta naskah adaptasi yang baik.
Sumbangan suara dari Jim Carrey dan Steve Carell sebagai voice-over ternyata memberikan kesan lain. Keduanya berhasil menghidupkan tokoh rekaan Dr. Seuss dengan sempurna. Gajah tambun di tangan Carrey super duper konyol dibawakannya. Begitu pula Carell yang menyuntik semangat kecut dari sang Mayor kota Who. Memang, 2 aktor jempolan yang punya daya pikat kuat untuk sebuah komedi. Teruntuk konsumsi anak-anak sekalipun.
Horton Hears A Who! kendati tidak pantas disanding dengan karya-karya keluaran Pixar, tapi setidaknya membuktikan jika Blue Sky masih mampu eksis di tengah serangan Dreamworks dan Pixar. Who! merupakan film komedi tolak ukur anak-anak namun sarat makna bahkan penuh dengan filosofi. Bungkusan berwarna yang terlihat di luarnya, ternyata menyembunyikan banyak harta pelajaran yang melimpah. Yah! Ini salah satu feature ringan yang sangat bagus. Happy watching!
by: Aditya Saputra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar