Director : Garry Marshall
Cast : Ashton Kutcher, Jessica Alba, Kathy Bates, Jamie Foxx, Patrick Dempsey, Anne Hathaway, Jessica Biel, Jennifer Garner, Julia Roberts, Taylor Swift, Emma Roberts, Taylor Lautner, Bradley Cooper, Eric Dane, Topher Grace, Queen Latifah, Shirley MacLaine
Rate : 2,5/5
Lampung, 12 Februari 2011. Dua hari sebelum hari yang bersamaan dengan judul film yang akan saya review ini. Berpengaruh buat saya? Sama sekali tidak. Amerika terlalu mengistimewakan tanggal tersebut di setiap bulan kedua. Entah ada resesi apa, atau makna yang sangat khasiat bagi mereka, yang jelas 14 Februari menjadi ajang pemaklumatan kasih sayang tiada tara. Baik berupa untaian kata-kata mesra, hubungan fisik, hingga kiriman karangan bunga yang tidak ada habis-habisnya. Film garapan Garry Marshall ini juga berkutat seputar percintaan dua sejoli yang disisipi intrik lain, berupa perselingkuhan. Ah, tema klasik dan sedikit kuno kendati selalu akan digemari penonton kebanyakan.
Valentine's Day mengitari beberapa makhluk Tuhan pria wanita baik yang remaja, dewasa, manula, hingga bocah ingusan sekalipun yang baru mengenal yang namanya cinta. Pasangan tua renta yang semakin memaknai cinta mereka, sepasang sahabat yang saling mengingatkan jika cinta mereka palsu, anak kecil yang rindu akan belaian seorang ibu, remaja tanggung yang ingin merasakan surga duniawi, hingga gejolak nafsu yang menggebu-gebu sekalipun sampai pasangan gay yang masih simpang siur mencari orientasi seksnya. Semua dikemas sedemikian rupa oleh pembesut Pretty Woman itu dalam paket yang sangat cantik dari luar, namun setelah dibuka lebih dalam, kita kurang dipuaskan oleh hasil akhirnya.
Sejatinya, dan layaknya film dengan banyak cerita seperti Paris, je t'aime, Valentine's Day juga berpotensi besar-besaran untuk meraih sukses di segi kualitas. Bedanya, Paris dipegang oleh banyak sutradara di setiap cerita sedangkan Marshall hanya termenung sendirian di kursi director. Faktor umur juga, Garry jadi kurang maksimal membagi layar untuk beberapa plot penting agar lebih intens untuk diolah. Seperti misal hubungan aneh antara Topher Grace - Anne Hathaway yang harusnya bisa lebih manis lagi. Bagian Ashton Kutcer - Jes Alba, Kutcher - Jen Garner terkesan saling tindih. Dan pemasokan unsur selingkuh terlalu berlebihan. Penulis naskahnya juga sudah terlalu lelah meramu skripnya agar lebih renyah untuk dinikmati. Jadi, penulis mungkin menggunakan sebab musabab yang lebih ringan tanpa apa klimaks yang membekas di hati penonton.
Satu hal yang tidak bisa dipungkiri adalah, betapa serunya melihat aktor-aktor kesayangan kita beradu peran satu sama lain. Lebih dari selusin. Dan itu menyenangkan. Melihat bagaimana akting lebay perdana seorang Taylor Swift, dan melihat Taylor Lautner lepas dari bayang-bayang werewolf doyan shirtless. Melihat tingkah kocak Jes Biel dan melihat betapa anggun nan seksinya Jes Alba, Jen Garner, serta Anne di atas ranjang. Atawa mau sedikit nyengir dengan lelucon (semi) garing dari Latifah, atau juga iba kepada sosok Julia Roberts.
My verdict: Pembubuhan amanat akan betapa ganasnya dampak dari sebuah perselingkuhan memang akan mengena. Tapi, pengorbanan waktu yang penonton dera mungkin tak sebanding dengan amanat yang mereka peroleh. Penonton ingin lebih. Lebih dari sebuah fairy tale yang pasti akan berujung bahagia. Waktu yang lelet dan agak dipanjang-panjangkan menjadi salah satu poin betapa jenuhnya menyaksikan film berposter hitam pekat ini. Jangan khawatir! Valentine's Day juga dilengkapi dengan alunan musik yang segar berikut dengan sorotan kamera untuk view-view sederhana tapi indah. Happy watching!
by : Aditya Saputra
Cast : Ashton Kutcher, Jessica Alba, Kathy Bates, Jamie Foxx, Patrick Dempsey, Anne Hathaway, Jessica Biel, Jennifer Garner, Julia Roberts, Taylor Swift, Emma Roberts, Taylor Lautner, Bradley Cooper, Eric Dane, Topher Grace, Queen Latifah, Shirley MacLaine
Rate : 2,5/5
Lampung, 12 Februari 2011. Dua hari sebelum hari yang bersamaan dengan judul film yang akan saya review ini. Berpengaruh buat saya? Sama sekali tidak. Amerika terlalu mengistimewakan tanggal tersebut di setiap bulan kedua. Entah ada resesi apa, atau makna yang sangat khasiat bagi mereka, yang jelas 14 Februari menjadi ajang pemaklumatan kasih sayang tiada tara. Baik berupa untaian kata-kata mesra, hubungan fisik, hingga kiriman karangan bunga yang tidak ada habis-habisnya. Film garapan Garry Marshall ini juga berkutat seputar percintaan dua sejoli yang disisipi intrik lain, berupa perselingkuhan. Ah, tema klasik dan sedikit kuno kendati selalu akan digemari penonton kebanyakan.
Valentine's Day mengitari beberapa makhluk Tuhan pria wanita baik yang remaja, dewasa, manula, hingga bocah ingusan sekalipun yang baru mengenal yang namanya cinta. Pasangan tua renta yang semakin memaknai cinta mereka, sepasang sahabat yang saling mengingatkan jika cinta mereka palsu, anak kecil yang rindu akan belaian seorang ibu, remaja tanggung yang ingin merasakan surga duniawi, hingga gejolak nafsu yang menggebu-gebu sekalipun sampai pasangan gay yang masih simpang siur mencari orientasi seksnya. Semua dikemas sedemikian rupa oleh pembesut Pretty Woman itu dalam paket yang sangat cantik dari luar, namun setelah dibuka lebih dalam, kita kurang dipuaskan oleh hasil akhirnya.
Sejatinya, dan layaknya film dengan banyak cerita seperti Paris, je t'aime, Valentine's Day juga berpotensi besar-besaran untuk meraih sukses di segi kualitas. Bedanya, Paris dipegang oleh banyak sutradara di setiap cerita sedangkan Marshall hanya termenung sendirian di kursi director. Faktor umur juga, Garry jadi kurang maksimal membagi layar untuk beberapa plot penting agar lebih intens untuk diolah. Seperti misal hubungan aneh antara Topher Grace - Anne Hathaway yang harusnya bisa lebih manis lagi. Bagian Ashton Kutcer - Jes Alba, Kutcher - Jen Garner terkesan saling tindih. Dan pemasokan unsur selingkuh terlalu berlebihan. Penulis naskahnya juga sudah terlalu lelah meramu skripnya agar lebih renyah untuk dinikmati. Jadi, penulis mungkin menggunakan sebab musabab yang lebih ringan tanpa apa klimaks yang membekas di hati penonton.
Satu hal yang tidak bisa dipungkiri adalah, betapa serunya melihat aktor-aktor kesayangan kita beradu peran satu sama lain. Lebih dari selusin. Dan itu menyenangkan. Melihat bagaimana akting lebay perdana seorang Taylor Swift, dan melihat Taylor Lautner lepas dari bayang-bayang werewolf doyan shirtless. Melihat tingkah kocak Jes Biel dan melihat betapa anggun nan seksinya Jes Alba, Jen Garner, serta Anne di atas ranjang. Atawa mau sedikit nyengir dengan lelucon (semi) garing dari Latifah, atau juga iba kepada sosok Julia Roberts.
My verdict: Pembubuhan amanat akan betapa ganasnya dampak dari sebuah perselingkuhan memang akan mengena. Tapi, pengorbanan waktu yang penonton dera mungkin tak sebanding dengan amanat yang mereka peroleh. Penonton ingin lebih. Lebih dari sebuah fairy tale yang pasti akan berujung bahagia. Waktu yang lelet dan agak dipanjang-panjangkan menjadi salah satu poin betapa jenuhnya menyaksikan film berposter hitam pekat ini. Jangan khawatir! Valentine's Day juga dilengkapi dengan alunan musik yang segar berikut dengan sorotan kamera untuk view-view sederhana tapi indah. Happy watching!
by : Aditya Saputra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar