Director: Shane Black
Cast: Robert Downey, Jr., Gwyneth Paltrow, Guy Pearce, Don, Cheadle, Ben Kingsley, Jon Favreu, Rebecca Hall, William Shadler
Rate: 3,5/5
Masih mengharapkan popcorn movie sekelas The Dark Knight dan Inception? Atau bahkan malah masih bersikeras jika film tentang superhero harus seintim dan sedramatis The Dark Knight? The Dark Knight boleh saja menjadi salah satu superhero movie terbaik yang pernah ada berkat tampilannya yang sungguh kokoh dan senyata mungkin. Tidak menitikberatkan CGI dan efek komputer lainnya, The Dark Knight justru hadir dengan kedigdayaan cerita, twist berlapis, hingga karakterisasi yang sama kuatnya. Paska film besutan Christopher Nolan tersebut, film tentang pahlawan super seakan memiliki anekdot dan memiliki pandangan lain. Marvel bahkan ketar-ketir menghadapi theme ini, namun nyatanya kekuatan Marvel dalam memberikan kepuasan tidak akan pudar selagi sisi komersil masih bermain dengan sangat jelas. Marvel tidak akan segelap DC dalam memindahkan cerita komik mereka ke dunia film, namun juga tidak akan meninggalkan kesan istimewa yang akan tetap melekat di hati fans dan penonton.
Iron Man salah satu produk Marvel yang ketika dilempar di industri perfilman menjadi produk yang kuat dari berbagai sisi. Sosok Tony Stark yang slengean serta flamboyan dalam satu gerak, memiliki ruang lingkup yang besar dan beralasan untuk menjadi seorang superhero. Tidak akan sekonyol manusia yang digigit laba-laba atau pemimpin sakti yang reinkarnasi dan bahkan Tony Stark bukanlah anak dewa. Stark jelas-jelas bilyuner pintar yang nyaris memiliki apa yang seharusnya pahlawan punya. Di seri ketiga ini, kilas flashback di awal film yang menceritakan Tony bertemu dengan orang yang akan menjadi musuh utamanya. Seperti yang Tony bilang lewat narasinya, "we create our own devil", begitulah kira-kira. Kenyataan yang ada memang terasa memberatkan Tony sebagai manusia yang memiliki kehidupan nyata dan juga sebagai Iron Man yang memiliki tanggung jawab dalam memberantas kejahatan.
Singkirkan dulu Iron Man 2 yang serba tanggung itu, tapi jadikan Iron Man sebagai patokan sukses untuk Iron Man 3. Yap, bagi saya, apa yang sudah dikemas oleh Iron Man sebagai film bagus tidak bisa diimbangi oleh Iron Man 3. Jangan salah, saya suka apa yang tersaji di seri terakhir ini, namun masalahnya Iron Man 3 tidak memiliki unsur spesial yang bisa disamaratakan dengan superioritas film pertamanya. Iron Man 3 berhasil sebagai film yang menghibur karena sang sutradara mampu membagi porsi yang beimbang untuk cerita, adegan aksi, efek CGI, hingga lelucon janggal yang lucunya sangat mengena ke penonton. Yang tidak bisa disangkal adalah kolaborasi menyenangkan di departemen aktingnya. Dan seperti yang kita tau, Robert Downey, Jr. seakan terlahir untuk memerankan tokoh Tony Stark. Membahas jeniusnya dia dalam menafsirkan tokohnya mungkin akan membuang-buang waktu. Begitupun dengan Gwyneth Paltrow yang sukses menjadi pendamping setia Tony Stark. Sedikit bocoran, ada sesuatu yang spesial dari Pepper Potts.
Don Cheadle, Guy Pearce, Ty Simpkins, serta Rebecca Hall tidak memiliki kendala yang berarti di film ini, semuanya bermain pas dengan porsinya masing-masing. Yang perlu dikasih sanjungan adalah betapa hebatnya Ben Kingsley dalam mengubah dirinya menjadi sosok The Mandarin yang miliki double side sekaligus. Bahkan saya berani bilang ini salah satu akting terbaik yang pernah ia berikan di sebuah film. Kesintingannya hampir sama saat ia menjadi ketua mafia bengis di Sexy Beast. Selain itu, Iron Man 3 memiliki alur terkontrol yang tidak asal dalam memberikan ledakan-ledakan semata yang bisa menjadi bumerang bagi filmnya sendiri. Shane Black yang belum mapan dalam memoles film berkomputersisasi tinggi, dalam hal ini berhasil memberi pondasi yang kuat ke Iron Man 3 dan tinggal menyusun beberapa fitur untuk saling melengkapi. Duetnya terdahulu bersama RDJ di Kiss Kiss Bang Bang memiliki dampak positif dalam memberikan kerja sama yang baik.
Stop berkekspektasi berlebihan terhadap popcorn movie, summer movie, superhero movie, you name it. Dugaan kita yang berlebihan terhadap sebuah film yang awalnya untuk menjadi film hiburan, bisa jadi akan menjadi dinding besar untuk kita sendiri dalam menilai filmnya secara kesuluruhan, bahkan yang ada kita akan mencari kesalahan-kesalahan yang tersebar di film tersebut. Iron Man 3 adalah contoh paket lengkap yang menjual cerita permen dan warna-warni yang menghibur segala pihak. Dan kita, sebagai penonton, tidak bisa mengelabuhi pasar internasional yang memang mengharapkan tontonan yang semenarik ini. Happy watching!
by: Aditya Saputra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar