Director : Rob Reiner
Cast : James Caan, Kathy Bates, Richard Farnsworth, Layren Bacall
Rate : 3,5/5
Misery adalah sebuah novel karangan Stephen King yang notabene telah menelurkan banyak novel sukses dan juga telah diubah mediumnya menjadi sebuah film. Pencapaian yang luar biasa untuk seorang penulis. Dan saya berharap kehidupan menulisnya tidak seperti yang terjadi di novel ini.
Seorang penulis kenamaan Paul Shedon pulang dari sebuah penginapan kecil guna menuntaskan novel lanjutannya, Misery. Ya, Misery adalah seri novel gubahan Paul yang sangat terkenal, sukses hingga memiliki penggemar yang melimpah. Tak diduga, perjalanannya tepat ketika badai salju sedang melanda daerah sekitar. Naas baginya, mungkin bannya terpeleset hingga mobil yang dikendarainya terjatuh hingga menimbulkan akibat yang tak diperkirakan sebelumnya. Untung (atau sial?), ia ditemukan oleh warga sekitar. Seorang wanita paruh baya yang ditinggal pergi suaminya. Sampai sini, kita belum diberi tahu siapa wanita ini sebenarnya. Setelah Paul siluman dari koma singkatnya, barulah diketaui bahwa wanita yang dikenal dengan nama Annie Wilkes ini adalah seorang penggemar fanatik dari Shedon. Karena yang tergeletak di ranjang adalah idolanya, dengan senang hati Annie 'mengadopsi' serta melayani Shedon dengan tanpa sungkan.
Sial kembali dialami oleh Shedon yang sadar jika Annie tak se-malaikat yang ia kira sebelumnya. Penolong yang semula sangat tangan terbuka, akhirnya membuka kedoknya sendiri bahwa dia adalah seorang psikopat nomor wahid di kota kecil tersebut. Barulah setelah itu, Shedon disiksa habis-habisan. Pertama, Shedon diberi obat yang sudah pasti obat yang memiliki efek negatif bagi tubuh si peminum. Lalu melontarkan kebohongan demi kebohongan yang akhirnya merubah muka sendu Annie menjadi wajah bertabiat bengis yang pernah ada. Serangan-serangan fisik dan psikis bertubi-tubi dilakukan Annie. Ditambah lagi Annie tidak menyukai karangan terakhir yang dibuat oleh Paul dan berniat untuk merombak semua isinya.
Dari premisnya saja sudah bisa ditebak kalau film ini akan menyisakan 'sesuatu' dibenak penontonnya. Setidaknya, setiap adegan mengerikan di sini pasti akan tertambat lama di kepala penonton. Bukan apa, selain ceritanya yang mampu berdiri sendiri, penampilan kelas kakap yang disodorkan oleh para aktornya benar-benar menghidupkan cerita yang atmosfir thrill-nya sudah terasa dari awal hingga akhir sekalipun ini. Duet Kathy Bates dan James Caan di seting mini benar-benar menyisakan sebuah kengerian yang tiada tara. Oke, terlalu berlebihan. Kengerian yang membuat The Eye seperti Scary Movie. Saya tidak sedang bercanda! Saksikan apa yang dilakukan Annie dengan palu raksasanya dan kepada sherif setempat kala menemukan Paul sedang membutuhkan pertolongan.
Semua itu berkat kerja keras dari Rob Reiner yang sebelumnya pernah sukses menggarap Stand By Me dan When Harry Met Sally serta kelak yang membuat A Few Good Men dan mengkolaborasikan Morgan Freeman danJack Nicholson di The Bucket List. Antusiasmenya menunaikan beban mentransfer lembaran kertas novel Misery menjadi sebuah film panjang patut dicungi beberapa jempol. Sangat thrilling dan psikotistik.
Miss film ini tak dapat dilepas begitu saja. Banyak hal bisa dikatakan menjadi kesalahan untuk film ini. Hal-hal teknis yang sepertinya tidak berpengaruh besar-besaran kepada film ini.
Layaknya seorang penggemar kepada idolanya, film ini memberikan pelajaran kepada dua pihak tersebut. Sebagai penulis, memang susah untuk menuruti semua kehendak fans tanpa harus mengorbankan idealisme dan kreatifitas yang ia punya. Dan untuk fans, ada baiknya peng-implementasian sikap kagum kepada idola bukan dengan cara yang kejam dan keji. Tapi, untuk kasus Misery ini sepertinya Annie Wilkes tidak mengindahkan atitude sebuah moral dan etisme dalam menjalani kehidupan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar