Minggu, 30 Mei 2010

Tiga Em

3 M di sini bukan tiga cara memberantas demam berdarah yang sering kita dengar di tv-tv ataupun tempat-tempat penyuluhan. 3 M yang saya maksud adalah 3 hal yang sangat saya gemari sekarang ini. Yang tiga-tiganya membuat hidup saya menjadi sedikit lebih berwarna dan bermakna. Mungkin agak aneh saya menulis tentang sesuatu yang umum, tapi nyatanya tiga hal ini berperan penting dalam membentuk jati diri hingga personality saya.

M pertama ialah Mathematic.
SD lalu saya belum begitu suka Matematika, bahkan ketika EBTANAS saya mengalami sakit hingga harus mengikuti ujian di ruang kantor guru. Alhasil, nilai saya waktu itu cuma CUKUP. Menyedihkan, tapi setelah itu saya lantas berjuang keras menancapkan janji bahwa Matematika bukan musuh, tetapi teman yang harus dikasih curahan lebih di antara pelajaran lain. Karena Matematika menantang dan 'menghibur'. Hingga ketika kelas 1 SMP caturwulan ketiga, seorang guru mengajarkan Matematika dengan telatennya. Mulai saat itu Matematika menjadi 'sahabat karib' yang tak lekang oleh waktu. Dari pelajaran ini saya sering mengalami hal yang menyenangkan, di antaranya dan yang paling utama adalah diajak mewakili sekolah untuk mengikuti lomba Matematika sekota Palembang. Walaupun belom ada kesempatan menang, setidaknya It gave me some experiences that i couldn't forget.
Banyak yang bilang Matematika adalah pelajaran yang menyeramkan dan 'membunuh otak'. Itu salah besar! Argumen itu keluar dari mulut orang-orang yang dari pertama telah menganggap Matematika sebagai momok yang menakutkan. Padahal sama sekali tidak. Saya berani bertaruh, jika fokus saja dalam belajar satu bab matematika, even kurikulum SD sekalipun, bukan tidak mungkin Matematika bisa menjadi 'wahana' yang sangat menyenangkan. Beberapa orang di sekitar saya sudah membuktikannya. Sebenarnya juga, Matematika sangat dibutuhkan sekali dalam kehidupan sehari-hari dengan adanya upaya berhitung dan lain hal sebagainya. Membuktikan, sampai kapanpun matematika akan tetap hidup sekalipun banyak musuh yang menjauhinya.

M kedua ialah Music.
Hal ini sebenarnya agak rancu untuk saya masukkan menjadi salah satu M yang paling favorit. Bukan apa, saya kadang agak kebosanan mendengarkan musik terus-terusan. Tapi tak saya pungkiri, bahwa musik menjadi lapisan kesekian yang membuat dunia ini lebih hidup dan indah. Melihat jagad musik sudah seperti angin yang ada di manapun, rasanya menjadi bagian penting dalam kehidupan bermusik adalah hal mutlak. At least, sebagai pendengar. Dulu sekali, saya suka mendengar musik. Tepat ketika saya masih bocah, karena pada waktu itu lagu-lagunya memang diperuntukkan anak-anak. Tak seperti sekarang, bocah diajarin menjadi cepat dewasa. Sedih rasanya, tapi saya bisa apa ? Hingga saya stagnan dan mandek mendengarkan musik untuk beberapa waktu. Hanya beberapa yang lagi in dan easy listening. Memasuki era baru ini, rasanya bodoh sekali jika tidak mau mendengar musik. Sekarang variasi jenis musik sudah banyak. Bahkan untuk domestik sendiri, musisinya sudah seperti lomba untuk menjadi yang TERLARIS bukan TERBAIK. Sebab itu, saya agak menyepelekan musik lokal yang memang keadaan kualitas tak sebanding dengan kuantitasnya. Memalukan ?? Bisa iya, bisa tidak. Tinggal pendengar yang menilai. Lanjut ke mancanegara, musiknya jauh lebih apik. Bukan maksud saya mengagungkan musik luar daripada musik dalam, tapi itulah keadaannya. Saya tak mau jelas-jelas berbohong. Musik luar negeri emang lebih berkonsep dan orisinil.
Contohnya, saya lagi tertarik dengan musik Angela Aki dari Jepang, Moby, Kasabian, Jason Mraz, James Morrison, Rihanna, Beyonce Knowles, Diana Krall hingga John Mayer. Masih ada lagi, tapi saya tak mau memaparkan lebih jauh karena adakalanya saya kurang memahami musik mereka juga. Satu hal lagi yang lagi dan yang paling penting saya suka musik karena musik adalah soulmate dari M selanjutnya, yaitu Movie. Sebuah film tak akan meriah tanpa sebuah musik, dalam hal ini scoring dan soundtrack. Sejatinya, musik adalah pelengkap yang paling sempurna untuk menjaga feel kita dalam segala situasi. Berjingkrak, menangis, tertawa bahkan walau hanya sekedar senyum.

M ketiga adalah Movie.
Saya mengartikan film adalah sebuah gambar gerak yang memotorik sebuah pesan moral hingga sampai di benak penonton. Seburuk apapun filmnya, moral lesson itu pasti ada. Dan itulah yang membuat film begitu penting dan personal dalam hidup saya. Beribu-ribu hal asing dapat saya ketahui lewat medium yang paling seru ini. Masalahnya, film harus menjaga idealisme saya agr tidak mengkonsumsi barang haram. Dan itu masih saya langgar, tak lain karena keterbatasan biaya dan ketersediaan film itu sendiri. Meyedihkan? Memang. Menyesal? Tidak juga, karena saya tau keterbatasan saya.
Balik lagi ke Movie. Momentum sebuah media yang mengharuskan saya berteriak, tertawa, menangis, terharu bahakn kesal dengan yang tersaji. Saya sangat terbahak-bahak kala menyaksikan 2 orang paling bodoh di muka bumi di film Dumb & Dumberer. Berteriak saat haru menyaksikan Jigsaw meremukredamkan korbannya di saga Saw. Menangis tersedu-sedu ketika menyaksikan miss-communication di drama paling apik dekade ini : BABEL. HIngga saya harus merasa kesal dengan para master minds yang mendukung sebuah film. O iya, lewat komuni film, sedikit banyak saya jadi tau perkembangan dunia perfilman mulai dari aktor, aktris, sutradara dan hal lainnya yang secara tak langsung membuat saya tidak begitu 'pe-a' di hadapan teman-teman saya. Lewat film juga saya bisa mendapat relasi yang sepaham, ilmu yang bermanfaat dan yang terpenting KEPUASAAN. Orang tua saya seringkali mengeluh dengan kebiasaan saya satu ini : membeli majalah tiap bulannya, vcd/dvd tiap minggunya hingga begadang hanya untuk menyaksikan 2 jam layar tivi. Untung saya punya alasan kuat untuk yang satu ini : saya lebih baik menghabiskan waktu dengan benda mati tapi bermanfaat daripada harus melakukan hobi lain yang mungkin saya tak suka dan menjadi jurang penyesalan saja. Terlalu serius sepertinya.

Itulah 3 M yang tak mungkin bisa lepas dari jiwa dan batin saya hingga berdekade-dekade ke depan. Susahnya adalah jika haru menjadi juri untuk memilah tiga hal tersebut dalam satu keadaan. Siapa yang saya pilih ? Lebih baik saya tidur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar