Director : Karan Johar
Cast : Shahrukh Khan, Kajol
Rate : 3/5
Mr. President, my name is Khan. And i am not a terrorist. Tiba-tiba saja quote itu jadi terkenal seantero dunia. Setidaknya di Indonesia quote itu bergaung keras. Tentang apa film ini hingga banyak orang sedu sedan saat menonton ini, menjadi film terlaris India di peringkat kedua sampai teman saya berani mengatakan Forrest Gump-nya India. Jelas sebelumnya saya berekspektasi besar-besaran akan apa yang tersaji di film 2,5 jam ini. Mana lagi digembar-gemborkan permainan Shah Rukh Khan sangat memukau.
Filmnya sendiri berkisah tentang warga Islam India bernama Rizvan Khan penderita sindrom Asperger (di mana para penderitanya memiliki kesulitan dalam berkomunikasi dengan lingkungannya, sehingga kurang begitu diterima ) yang dari kecil sudah menunjukkan bakat 'memperbaiki apa saja' sehingga bakatnya ini menjadi topang buat hidupnya di salah satu adegannya kelak. Singkat cerita, Khan hijrah ke Amerika untuk hidup sejenak bersama adiknya dan bekerja di perusahaannya.
Suatu hari, akibat ketakutannya akan warna kuning, ia dipertemukan secara sengaja oleh sutradara film ini dengan seorang janda beranak satu bernama Mandira. Pemberitahuan sebelumnya, film ini dikisahkan sebelum terjadi pemboman WTC. Kawinlah mereka berdua hingga peristiwa 9/11 itu terjadi dan menyebabkan kuota 'Islam itu teroris' bersuara lantang. Berdampak juga ke keluarga baru Khan. Anak tirinya lantas menjadi sasaran empuk teman sekolahnya hingga ia harus bertaruh nyawa sekalipun. jelas Mandira tak terima dan mengkambinghitamkan Khan atas segala apa yang telah terjadi. Sejak saat inilah, quote awal review ini diperdengarkan. Dan menjadi sebuah janji mutlak untuk Khan agar kembali ke sisi Mandira. Saking cintanya, Khan tau harumnya parfum Mandira. Perjalanan dimulai, dan Khan bertemu dengan orang asing. Salah satunya Mama jenny yang juga mengalami keterpurukkan yang sama.
Itulah premis singkat film My Name is Khan ini, memang ceritanya masih panjang. Lebih nikmat lagi jika ditonton sendiri. Untuk sang sutradara Karan Johar, saya nilai ia sudah lulus memvisualisasikan ide orisinil ini ke pita seluloid. Sayangnya banyak hal yang terasa mengagungkan seorang Khan sehingga saya merasa Khan 'dipaksakan' menjadi pahlawan yang saya kira hal itu bisa diminimilir. Bukan apa-apa, untuk seorang Asperger bolehlah ia memiliki 'kelebihan' yang tak dimiliki orang normal. Tapi akan lebih normal lagi jika sosok Khan dibumikan berdasarkan realitas. Dan entah kenapa 40 menit pertama, film ini tak kuat menahan mulut saya untuk menguap. Untungnya humor di film ini lumayan renyah kalo tak mau dibilang biasa. Lebih dari itu semua, Johan telah berjuang keras.
Johan sendiri telah memakai sang aktor aktris utamanya sebanyak tiga kali termasuk ini. Dua lainnya adalah Kuch Kuch Hota Hai dan Kabhi Kushi Kabhi Gham (my favorit Bollywood movie ever !!!). Kajol dan Khan seakan telah cum laude atas arahan Johar sehingga film ini benar-benar mengukuhkan kebrilianan akting keduanya. Khan apalagi, pengaspekan Asperger sangat meyakinkan dari body language hingga air muka. Ujungnya, film ini masih ada di bawah Gham, bahkan di bawah 3 Idiots jika dinilai dari segi fun factor. Mengasikkan memang jika menonton sajian berkualitas di bioskop dengan tampolan yang juga bagus. Sayangnya Khan tak sekualitas yang saya ekspektasikan sebelumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar