Jumat, 01 Oktober 2010

Legend of the Guardians : The Owls of Ga'Hoole (2010)

Director : Zack Snyder
Cast : Jim Sturgess, Ryan Kwanten, Helen Mirren
Rate : 3,5/5


Setelah memvisualisasikan aksi spartan brutal di 300 dan melakukan penyimpangan brilian superhero dalam Watchmen, Zack Snyder akan membawa penonton ke area yang lebih pra-dewasa. Mengapa saya katakan demikian? Karena Legend of the Guardians : The Owls of Ga'Hoole memang terbungkus dalam tampilan animasi fabel, tapi penyajiannya tidak dikhususkan untuk anak-anak. Ga'Hoole masih dalam wilayah kekhasan Snyder. Adegan kelam, sadis, pengkhianatan, pemberontakan, serta kebiadaban dalam balutan raga burung hantu. Tapi, bagaimanapun juga saya katakan jika Ga'Hoole adalah lanjutan pencapaian terbaiknya yang semakin panen pujian sepanjang CV-nya.

Ga'Hoole terbilang biasa dalam penceritaan yang mana berujung pada klimaks jika yang benar akan menang dan sebaliknya. Yang membuatnya spesial adalah bagaimana Zack meramu animasinya dengan begitu halus bahkan hampir menyamai kesempurnaan komputerisasi renderman-nya Pixar. Zack pun tak luput menyempilkan beberapa adegan slow motion yang anggun serta menambah kekuatan drama itu sendiri. Bukan tidak mungkin kalau feature-nya berikutnya, Sucker Punch, juga akan penuh dengan adegan gerak lambat.

Yang patut saya apresiasikan adalah keberanian Zack dalam mengeksekusi Ga'Hoole menjadi lebih dewasa, intens, dan kelam. Dengan begitu, jelas Zack mematok pangsa penonton berumur. Tidak salah, bahkan sangat jitu. Penonton dewasa yang rentan bosan nonton animasi akan dibuat takjub dengan pesona Ga'Hoole yang jauh dari kesan kekanakan. Semua karakternya terbang bebas, yang menyebabkan beberapa karakter utama jadi kurang mendapat porsi. Bisa dimaklumkan jika mengingat durasi minornya.

Para bintang yang menyuarakan para buntung hantu di sini juga sudah sangat membantu. Terutama Jim Sturgess (Soren) dan Helen Mirren (Nyra) yang sangat menghidupkan tokohnya, lengkap dengan aksen british yang sangat kental. Uniknya, film ini adalah sokongan langsung dari rumah produksi Australia. Nilai plus juga termasuk di dalamnya adalah komposer musik yang cukup apik dalam menggabungkan alunan instrumental dengan adegannya. Dan puncaknya, ketika adegan hutan terbakar, saya diperdengarkan lagi sebuah musik yang sangat indah didengar dan juga menusuk jika dihayati dalam-dalam.

Untuk sebuah animasi yang berangkat dari saduran novel, Ga'Hoole saya katakan cukup berhasil. Bagaimana pesan moral dan literatur yang terkandung di novelnya bisa sejalan dengan filmnya sendiri. Ga'Hoole yang memiliki 15 episode, bisa jadi menjadi acuan untuk Zack agar menggarap sekuelnya, apalagi adegan akhir film ini seperti memberi isyarat jika sub judulnya akan berganti kembali. Ga'Hoole muncul dari pequsahan yang pernah membuat Happy Feet yaitu Animal Logic. Jadi jangan heran jika animasinya hampir mirip, dan bahkan sudah mengalami perubahan yang cukup signifikan pada Ga'Hoole.

Ga'Hoole adalah sebuah cermin agar kita bisa mengerti arti hidup sebenarnya dalam tubuh burung hantu. Kita diperlihatkan jika seseorang akan kalap dan mengorbankan semuanya hanya untuk kepuasan batin sesaat. Sekalipun yang kita korbankan adalah harga diri dan keluarga. Namun, Ga'Hoole juga memberi motivasi kepada penonton jika kita berusaha, hal tersulit apapun menjadi lebih ringan untuk dicapai. Berbicara tentang pencapaian, Zack Snyder beserta pemujanya patut berbangga hati (tapi jangan sombong) atas karyanya yang satu ini. Lengkap : U'll laugh, think, cry, happy, sad, afraid, curious, be twisted in the one line of this movie. Happy watching!

2 komentar:

  1. Hehehe, tuh judul filmnya juga gak aku tambahin embel-embel 3D kayak Toy Story 3 kemaren. Jadi gak dibahas deh. ;p

    BalasHapus