Cast: Jack Gyllenhaal, Michael Pena, Anna Kendrick, Natalie Martinez, America Ferrera
Rate: 4/5
Apa yang menarik dari kehidupan kepolisian sampai sutradara-sutradara Hollywood sering sekali mengangkat dunia kelam mereka ke layar lebar. Entah sebagai contoh baik maupun cermin buruk seorang polisi, sineas sana mencoba membuka tabir sesungguhnya bagaimana wakil rakyat tersebut dalam memberantas (dan menimbulkan) keonaran. Dekade ini saja sudah puluhan film yang menceritakan sepak terjang pekerja berseragam cokelat/hitam tersebut. Denzel Washington pernah menerima Oscar atas perannya sebagai polisi kejam di Training Day, Nicolas Cage dan Michael Shannon baru-baru ini merefleksikan tabiat buruk seorang polisi. Richard Gere dan Mel Gibson pun tak mau ketinggalan dalam memerankan tokoh masyarakat ini. Sekarang, Jake Gyllenhaal dan Michael Pena kebagian tugas yang sama. Bedanya, yang ini lebih intens dan nyata.
Dibuat oleh David Ayer, orang yang juga pernah memroduksi film polisi-polisian juga lewat Street Kings (2008), film menceritakan tentang 2 orang polisi muda yang merekam aktifitas mereka selama mengabdi di kepolisian setempat. Dengan kerja sama yang baik, mereka lambat laun mendapatkan suatu penghormatan berkat keuletan mereka dalam menemukan gembong-gembong kejahatan di kota kecil tempat mereka patroli. Suatu hari, aksi pemergokan obat-obatan terlarang dan sejumlah senjata api ke kumpulan warga negro berujung panjang. Konklusi dan keputusan yang mereka ambil menyebabkan benang kusut yang mereka sendiri tidak bisa lagi merapihkannya. Kehidupan keluarga mereka yang tentram damai harus berujar kepada nasib yang memang sebagai eksekutor.
David Ayer menyulap End of Watch seperti sebuah film dokumenter berkat teknik hand held camera yang ia gunakan hampir di keseluruhan film ini. Kamera pengintai yang dipegang oleh pemeran utama menangkap kejadian-kejadian keseharian mereka baik dalam keadaan bertugas maupun saat sedang memadu kasih dengan pasangan masing-masing. Itulah yang membuat film ini begitu istimewa. Penonton diajak mengarungi apa yang mereka kerjakan, tidak hanya sebagai penonton tunggal. Keefektifan tersebut berdampak positif karena membuat tensi emosi menjadi terkontrol. Banyak adegan yang terlampau keji dan menjijikan di film ini disorot dengan sangat pintar berkat teknik tadi. Walaupun film ini tidak begitu mengandalkan sisi musikalitas, namun berkat kejelian Ayer dalam menggunakan jasa shaking camera tadi sektor musik jadi tidak begitu penting. Pun dengan kejutan-kejutan kecil yang bisa membuat saya puas bahwa masih ada sineas yang begitu peduli dengan penonton.
Pemanis kita semisal Anna Kendrick, Natalie Martinez, dan America Ferrera sudah mengerjakan tugasnya dengan cukup baik. Pendamping main casts yang super duper bermain total dan luar biasa apik. Jake Gyllenhaal dan Michael Pena menunjukkan bakat terbaik mereka di bidang ini. Keduanya melebur dan membuat kita percaya jika mereka adalah teman sejawat sehidup semati. Candaan mereka di mobil yang tersorot kamera benar-benar nyata dan tidak dibuat-buat, dialognya mengalir dengan santai dan mengharu biru. Terlebih lagi saat sudah mendekati ending film. David Ayer beruntung casting director film ini bekerja dengan sangat baik.
David Ayer naik kelas berkat filemnya kali ini. Bantuan di belbagai departemen pelengkap film yang beroperasi dengan amat baik membantu meningkatkan bobot kualitas End of Watch. Tahun depan Ayer akan mengajak Arnold Schwarzenegger untuk mengisi slot film Ten. Semoga saja akan sebagus atau bahkan melebihi kapasitas yang telah ia persembahkan lewat End of Watch. Serta merta tuah baik juga bersimbah kepada Gyllenhaal dan Pena yang dari sekarang sudah digadang-gadang untuk menempatkan posisi aktor utama & pendukung terbaik di ajang-ajang film pra-Oscar. Kita tunggu saja kelayakannya. Satu poin yang pasti, End of Watch mendewakan sekali asas persahabatan. Dan sudut pandang itulah yang menjadi pokok persoalan film ini. Happy watching!
by: Aditya Saputra
Dibuat oleh David Ayer, orang yang juga pernah memroduksi film polisi-polisian juga lewat Street Kings (2008), film menceritakan tentang 2 orang polisi muda yang merekam aktifitas mereka selama mengabdi di kepolisian setempat. Dengan kerja sama yang baik, mereka lambat laun mendapatkan suatu penghormatan berkat keuletan mereka dalam menemukan gembong-gembong kejahatan di kota kecil tempat mereka patroli. Suatu hari, aksi pemergokan obat-obatan terlarang dan sejumlah senjata api ke kumpulan warga negro berujung panjang. Konklusi dan keputusan yang mereka ambil menyebabkan benang kusut yang mereka sendiri tidak bisa lagi merapihkannya. Kehidupan keluarga mereka yang tentram damai harus berujar kepada nasib yang memang sebagai eksekutor.
David Ayer menyulap End of Watch seperti sebuah film dokumenter berkat teknik hand held camera yang ia gunakan hampir di keseluruhan film ini. Kamera pengintai yang dipegang oleh pemeran utama menangkap kejadian-kejadian keseharian mereka baik dalam keadaan bertugas maupun saat sedang memadu kasih dengan pasangan masing-masing. Itulah yang membuat film ini begitu istimewa. Penonton diajak mengarungi apa yang mereka kerjakan, tidak hanya sebagai penonton tunggal. Keefektifan tersebut berdampak positif karena membuat tensi emosi menjadi terkontrol. Banyak adegan yang terlampau keji dan menjijikan di film ini disorot dengan sangat pintar berkat teknik tadi. Walaupun film ini tidak begitu mengandalkan sisi musikalitas, namun berkat kejelian Ayer dalam menggunakan jasa shaking camera tadi sektor musik jadi tidak begitu penting. Pun dengan kejutan-kejutan kecil yang bisa membuat saya puas bahwa masih ada sineas yang begitu peduli dengan penonton.
Pemanis kita semisal Anna Kendrick, Natalie Martinez, dan America Ferrera sudah mengerjakan tugasnya dengan cukup baik. Pendamping main casts yang super duper bermain total dan luar biasa apik. Jake Gyllenhaal dan Michael Pena menunjukkan bakat terbaik mereka di bidang ini. Keduanya melebur dan membuat kita percaya jika mereka adalah teman sejawat sehidup semati. Candaan mereka di mobil yang tersorot kamera benar-benar nyata dan tidak dibuat-buat, dialognya mengalir dengan santai dan mengharu biru. Terlebih lagi saat sudah mendekati ending film. David Ayer beruntung casting director film ini bekerja dengan sangat baik.
David Ayer naik kelas berkat filemnya kali ini. Bantuan di belbagai departemen pelengkap film yang beroperasi dengan amat baik membantu meningkatkan bobot kualitas End of Watch. Tahun depan Ayer akan mengajak Arnold Schwarzenegger untuk mengisi slot film Ten. Semoga saja akan sebagus atau bahkan melebihi kapasitas yang telah ia persembahkan lewat End of Watch. Serta merta tuah baik juga bersimbah kepada Gyllenhaal dan Pena yang dari sekarang sudah digadang-gadang untuk menempatkan posisi aktor utama & pendukung terbaik di ajang-ajang film pra-Oscar. Kita tunggu saja kelayakannya. Satu poin yang pasti, End of Watch mendewakan sekali asas persahabatan. Dan sudut pandang itulah yang menjadi pokok persoalan film ini. Happy watching!
by: Aditya Saputra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar