Cast: Naomi Watts, Ewan McGregor, Tom Holland, Samuel Joslin, Oaklee Pendergast
Rate: 4/5
The Impossible mau tak mau akan membawa kita kembali ke akhir tahun 2004, saat tsumani meluluh-lantakkan beberapa negara di kawasan Asia bagian Tenggara, termasuk Aceh yang dibumi-hanguskan oleh jutaan galon air dan meratakan perumahan dengan tanah. Salah satu bencana alam terdahsyat itu menggebrak dunia. Paska kejadian maha besar tersebut, mulailah banyak karya yang dilatar belakangi oleh peristiwa itu. Sebut saja serial, sinetron buatan anak negeri, novel kisah nyata maupun fiksi, serta filem-filem yang juga mengejewantahkan spektrum nahas 'hasil tangan' Tuhan itu.
The Impossible mengambil sudut pandang dari sebuah keluarga yang awalnya bersenang-senang liburan Natal dan Tahun Baru di salah satu beach and resort di Thailand. Tuhan seakan membalikkan telapak tangan dan seketika goncangan keras dan menampar alam Asia saat itu juga. Tsunami merusak suasana suka dan berujung ke suam duka tak ada habisnya. Wisata indah itu hilang dalam sekejab dan banyak keluarga yang terpencar tak tentu arah, termasuk keluarga Henry. Maria dan Lucas akhirnya bertemu walaupun luka yang mereka derita juga tidak membuat mereka lantas bergembira. Berpisah dengan suami dan kedua anak lelaki lainnya, Maria beserta Lucas berupaya sekuat tenaga mencari bantuan dan akhirnya terdampar di sebuah pemukiman rumah sakit.
Terpana dan terenyuh, itulah kondisi saat saya menyaksikan pagelaran singkat bagaimana permainan Tuhan kepada umatnya. Sang sutradara beserta kru yang terlibat membuat spesifikasi tsunami terlihat amat nyata dengan miniatur rekaan dan disulap lewat teka-teki komputer dan hasil akhirnya seperti yang kita lihat di filemnya. Sungguh menyeramkan bagaimana air laut yang merombak dan menghancurkan segala yang tertata rapi hingga tertata rata. Set decoration yang dimaksimalkan tanpa cela, berikut dengan pemukiman serta rumah sakit yang berantakan. Emosi penontonpun akan terjaga hingga ke bagian ini. Sebenarnya, filem ini penuh emosi hingga di akhir filem. Bahkan, ending filem inilah yang membuat kita tidak mampu lagi membendung luapan air mata.
Filem ini memang mengandung sedikit dialog, bahkan ceritanya pun sangat umum kita jumpai. Kalau boleh saya koreksi, segala kebetulan filem ini bisa diterka. Tapi saya memaklumi, karena pada dasarnya cerita ini diangkat berdasarkan kisah nyata. Naomi Watts dengan briliannya berhasil mewujudkan kehendak skrip dan sukses menipu penonton dengan aktingnya. Jeritan kesakitannya di medan berantakan bersama Tom Holland memang yang paling menyita perhatian. Pedih yang mereka rasakan menular ke penonton. Efek yang mereka dera pun secara tidak langsung berdampak ke penonton. Kesakitan mereka terpancar dengan penuh amarah dan iba dan menimbulkan rasa simpatik yang mendalam.
The Impossible memang bukanlah filem yang akan bertengger di deretan filem terbaik pada siapa saja yang menontonnya. Tapi, menyaksikan filem dengan gumpalan emosi seperti ini jelas sajian yang memikat untuk para penyuka tearjerker drama. Kesederhaan yang diberlakukan Bayona lewat filem ini seakan seperti pintu utama baginya untuk menyentuh Hollywood lebih dekat. Dan inilah kuasa Tuhan, kita tidak akan pernah tau apa yang direncanakan-Nya untuk kita, seperti halnya tenggelamnya kota Jakarta akibat kelalaian kita sendiri sebagai perusak ekosistem Bumi, dan mungkin Tuhan sudah jengah atas tindakan tidak bertanggung jawab sebagian besar manusia yang memanfaatkan ciptaan-Nya dengan semena-mena. Dan, tsunami adalah salah satu amarah terbesar yang pernah Tuhan berikan kepada kita secara nyata. Happy watching!
by: Aditya Saputra
The Impossible mengambil sudut pandang dari sebuah keluarga yang awalnya bersenang-senang liburan Natal dan Tahun Baru di salah satu beach and resort di Thailand. Tuhan seakan membalikkan telapak tangan dan seketika goncangan keras dan menampar alam Asia saat itu juga. Tsunami merusak suasana suka dan berujung ke suam duka tak ada habisnya. Wisata indah itu hilang dalam sekejab dan banyak keluarga yang terpencar tak tentu arah, termasuk keluarga Henry. Maria dan Lucas akhirnya bertemu walaupun luka yang mereka derita juga tidak membuat mereka lantas bergembira. Berpisah dengan suami dan kedua anak lelaki lainnya, Maria beserta Lucas berupaya sekuat tenaga mencari bantuan dan akhirnya terdampar di sebuah pemukiman rumah sakit.
Terpana dan terenyuh, itulah kondisi saat saya menyaksikan pagelaran singkat bagaimana permainan Tuhan kepada umatnya. Sang sutradara beserta kru yang terlibat membuat spesifikasi tsunami terlihat amat nyata dengan miniatur rekaan dan disulap lewat teka-teki komputer dan hasil akhirnya seperti yang kita lihat di filemnya. Sungguh menyeramkan bagaimana air laut yang merombak dan menghancurkan segala yang tertata rapi hingga tertata rata. Set decoration yang dimaksimalkan tanpa cela, berikut dengan pemukiman serta rumah sakit yang berantakan. Emosi penontonpun akan terjaga hingga ke bagian ini. Sebenarnya, filem ini penuh emosi hingga di akhir filem. Bahkan, ending filem inilah yang membuat kita tidak mampu lagi membendung luapan air mata.
Filem ini memang mengandung sedikit dialog, bahkan ceritanya pun sangat umum kita jumpai. Kalau boleh saya koreksi, segala kebetulan filem ini bisa diterka. Tapi saya memaklumi, karena pada dasarnya cerita ini diangkat berdasarkan kisah nyata. Naomi Watts dengan briliannya berhasil mewujudkan kehendak skrip dan sukses menipu penonton dengan aktingnya. Jeritan kesakitannya di medan berantakan bersama Tom Holland memang yang paling menyita perhatian. Pedih yang mereka rasakan menular ke penonton. Efek yang mereka dera pun secara tidak langsung berdampak ke penonton. Kesakitan mereka terpancar dengan penuh amarah dan iba dan menimbulkan rasa simpatik yang mendalam.
The Impossible memang bukanlah filem yang akan bertengger di deretan filem terbaik pada siapa saja yang menontonnya. Tapi, menyaksikan filem dengan gumpalan emosi seperti ini jelas sajian yang memikat untuk para penyuka tearjerker drama. Kesederhaan yang diberlakukan Bayona lewat filem ini seakan seperti pintu utama baginya untuk menyentuh Hollywood lebih dekat. Dan inilah kuasa Tuhan, kita tidak akan pernah tau apa yang direncanakan-Nya untuk kita, seperti halnya tenggelamnya kota Jakarta akibat kelalaian kita sendiri sebagai perusak ekosistem Bumi, dan mungkin Tuhan sudah jengah atas tindakan tidak bertanggung jawab sebagian besar manusia yang memanfaatkan ciptaan-Nya dengan semena-mena. Dan, tsunami adalah salah satu amarah terbesar yang pernah Tuhan berikan kepada kita secara nyata. Happy watching!
by: Aditya Saputra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar