Rabu, 01 September 2010

3 Doa 3 Cinta (2008)



















Director : Nurman Hakim
Cast : Nicolas Saputra, Dian Sastrowardoyo, Yoga Pratama, Yoga Bagus, Jajang C. Noer
Rate : 3,5/5 



Ketika pertama kali Nicolas Saputra dan Dian Satro dipertemukan oleh Rudy Soedjarwo lewat Ada Apa Dengan Cinta?, mereka lantas menjadi sosok yang dielu-elukan dan dicanangkan menjadi aktor papan atas. Dian yang selanjutnya bermain di Belahan Jiwa dan Banyu Biru serta Nico yang menyambung darah di Gie dan Janji Joni, mereka akhirnya dipertemukan kembali lewat sebuah film yang mengangkat tema seputar kepesantrenan. Namun, kali ini mereka tidak lagi menjadi sepasang kekasih, walau chemistry keduanya memang tidak bisa dibantahkan kemumpuniannya.
Diperkenalkan tiga anak muda yang menjalani tabiat hidupnya di sebuah pondok pesantren. Masing-masing memiliki masalah, cita-cita dan pengharapan yang tidak bisa dibendung lagi. Di samping itu, kehidupan agamis di pesantren itu ternyata harus diwarnai dengan pelbagai intrik menarik serta penyelesaian masalah yang khas dengan warga Indonesia. Saya tak mau berumbar sinopsis lebih jauh untuk menghindari spoiler, tapi saya berjanji jika film ini sungguh beda dari film bertema religi kebanyakan.
Tema yang menarik ini akhirnya menjadi sebuah pembaharuan wacana dalam mengambil ruang lingkup keagamaan. Ketika film bertema agama lebih kepada cinta-cintaan remaja belaka, 3 Doa 3 Cinta lebih dari itu. Drama percitaan memang masih ada, tapi itu semua bersifat universal. Ada cinta terhadap ayahnya, cinta terhadap ibunya, cinta terhadap cita-citanya, serta cinta terhadap lingkungan sekitar. Cinta yang mengharu-biru itulah yang menjadi kartu As betapa 3 Doa 3 Cinta sedap ditonton. Tak lupa rutinitas pondok juga dibeberkan dengan keterbukaan tanpa harus merasa sensitif. Keunikan massa di dalamnya seakan membuat kita tidak percaya akan kehidupan yang benar-benar terjadi di dalamnya. Dan Nurman Hakim berhasil mengeluarkan kepiawaiannya dalam menyekutukan berbagai tema dan sempilan lain menjadi sebuah karya yang enak ditonton.
Untuk Nico sendiri, film ini memang menunjukkan kapabilitas aktingnya. Tidak ada kesan jelek sepanjang film. Malah ia berhasil memberikan emosi yang pas kepada penonton. Sedangkan dua temannya yang lain juga bermain profesional. Ada hal yang lucu, Yoga yang mendapat Piala Citra sebagai Aktor Pendukung Terbaik saya nilai bermain lebih lemah dari Yoga Bagus, meski tidak buruk-buruk amat. Yoga Bagus lebih mengeluarkan jiwa apalagi ketika adegan menghadap ayah tercinta. Sedangkan, untuk Dian Sastro serta Jajang C. Noer sendiri boleh dikatakan bermain lumayan. Dian mendapat peran yang belum pernah dia mainkan, dan ia ternyata cukup luwes dalam menampilkannya. Khusus Jajang, tidak ada kata buruk bagi sang legenda akting ini. Oh, iya. Jangan lupakan penampilan khusus dari Butet Kertarajasa.
Budi pekerti luhur tidak dapat dilihat dari casing luarnya saja. Harus kita jajaki lebih dalam agar kita tidak salah menerka dan menilai baik buruknya. Itu semua agar tidak menimbulkan kesalahapahaman serta menghancurkan kerukunan. 3 Doa 3 Cinta berhasil menjewantahkan kamuflase kehidupan pesantren dengan lika-liku yang menyelubungi di dalamnya. Happy watching!

by: Aditya Saputra

Tidak ada komentar:

Posting Komentar