Jumat, 17 September 2010

Memento (2000)

Director : Christopher Nolan
Cast : Guy Pearce, Carrie Anne-Moss, Joe Pantoliano
Rate : 4/5


Seorang sutradara yang bisa dianggap brilian adalah jika sutradara itu bisa mengangkat ide unik menjadi sebuah sajian memikat dan bermutu. Lagi, jika ia mampu membuat teknik unik di setiap filmnya dan mengajak penonton untuk serta-merta merasakan kedahsyatan teknik tersebut. Tanpa maksud menyanjung berlebihan, Christopher Nolan saya cap sebagai salah satu sutradara muda yang memiliki kriteria yang seperti saya jabarkan di atas. Selain karena selalu memberikan suguhan yang mumpuni, Nolan juga mampu memberikan kesan kepada penonton di setiap feature-nya. Setelah saya menonton new form dari seorang Batman di Batman Begins dan The Dark Knight serta keanggunan zero gravity di Inception, Memento seperti sebuah karya yang mengawali kejeniusannya.

Disadur dari tulisan pendek adiknya sendiri, Jonathan Nolan, Chris Nolan menulis naskahnya sendiri menjadi sebuah skrip untuk film panjang yang tampilannya tak biasa. Kenapa tak biasa? Karena Memento memang menggunakan sistem terbalik, opening film adalah ending, begitupun sebaliknya. Teori yang kedengarannya rumit ternyata memang rumit jika kita sebagai penonton tidak menggunakan konsentrasi tinggi. Alhasil, jika penonton fokus terhadap jalinan cerita bukan tidak mungkin penonton akhirnya akan memuja film ini. Tidak disarankan untuk me-rewind adegan karena menurut saya itu hanya akan menimbulkan kebingungan. Ikuti apa yang dijabarkan Nolan lewat tokoh utama prianya, lepas itu, terkejutlah kita.

Nolan mengajak Guy Pearce sebagai pelakon dan kambing hitam atas karyanya ini. Guy sebagai pria yang harus mengungkit sebuah kejadian yang berhubungan dengan seorang wanita dan ditemani oleh seorang pria yang tak diketahui latar belakangnya. Ditambah lagi Leonard (sang tokoh utama) mengalami amnesia rendah yang menyebabkannya harus benar-benar menyadari apa yang sedang dihadapinya.

Sekali lagi, Nolan membentuk filmnya ini secara terbalik. Terdapat adegan personal di sela-sela adegan flashback-nya. Dari sana kita juga bisa mengerti apa yang dikehendaki Leonard yang menggaransikan nyawanya untuk semua itu. Short-term memory yang dideritanya memang menjadi mindset yang mampu mengajak penonton berfikir lebih jauh.

Memento pun memberikan sebuah twist yang berhasil mengejutkan saya walaupun tidak serta merta sangat spesial. Dan juga Memento masih memeliki kesimpang-siuran dalam menerjemahkan short-term memory itu sendiri. Lepas dari itu semua, Memento pantas disebut sebagai film yang pakem dari sisi cerita dan penggarapan yang spesial. Dan lagi, Memento juga bisa mendefinisikan sebuah kecaman hidup yang akan terjadi jika kita terus bermain dalam kokosongan logika. Keren dan juga sangat direkomendasikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar