Minggu, 12 September 2010

Mary Poppins (1964)



Director : Robert Stevenson

Cast : Julie Andrews, Dick Van Dyke, David Tomlinson

Rate : 4,5/5


Supercalifragilisticexpialidocious!!! Begitulah kata Mary Poppins di salah satu lagu pengiringnya. Ternyata, kata aneh tersebut bisa sekaligus mendefinisikan filmnya secara keseluruhan. Mary Poppins hadir memang mutlak sebagai film hiburan dengan tingkat emosional dan pesan moral yang sama saratnya. Bersemangat dalam lagu, mengasikkan dalam koreografi, indah dalam penyajian gambar, serta mumpuni dalam hal gestur akting. Film ini memang sebuah maha karya tinggi keluaran tahun 60-an yang akan menjadi sebuah warisan perfilman dunia hingga akhir hayat.


Ceritanya memang terdengar sangat klasik, tapi berhubung edaran tahun jebot penceriteraan ini bisa disebut salah satu yang orisinil. Mary Poppins adalah seorang wanita ‘unik’ yang mencalonkan diri sebagai nanny dari anak sorang saudagar kaya. Tak butuh waktu lama bagi Poppins untuk mengklopkan chemistry di antara ketiganya. Menjelajahi dunia linear Poppins, dan ditemani oleh pengamen jalanan, kehidupan anak-anak tengil tersebut memasuki lembaran yang menyenangkan. Dunia imajinasi yang tak terluapkan serta perlika-likuan krisis moral pada masa itu.


Apa yang membuat Mary Poppins menjadi sangat luar biasa??? In my opinion, sang sutradara membawa film ini kental dengan aroma kewanitaan dari sosok Mary Poppins. Kelembutannya memang disinyalir sebagai nyawa tak terkendali yang menuntut peradegannya menjadi lebih sejuk dipandang. Tidak ada yang menyangkal jika sosok Mary Poppins lah lokomotif utama film ini. Oleh sebab itu, setiap adegan dengan Julie Andrews di dalamnya selalu menyisakan sebuah sisi sensitif dari roh wanita. Julie Andrews sebagai Mary saya nilai sukses besar dalam mentransformasikan dirinya ke alam yang lebih ‘impian’. Baik dalam berakting, nyanyi maupun menari, Julie sanggup melahapnya tanpa goresan negatif. Walaupun, lagu-lagunya saya rasa terlalu panjang dalam berbagai sekuens, tapi tetap saja semua lagunya cukup easy listening untuk ukuran film musikal lawas.


Film ini juga menggabungkan dunia nyata dengan dunia animasi. Mungkin dimaksudkan agar lebih kaya warna dan keimajiannya, hasilnya lebih dari itu. Kesan unik, mewah dan bernyawa patut dirasakan. Bahkan, visualisasi efeknya berhasil dianugrahi sebuah Oscar berikut lagu yang luar biasa aduhai : Chim Chim Cheree.


Mary Poppins dapat dikatakan sebagai pelopor sebuah film yang sanggup menggabungkan musikalitas prima dengan sentuhan drama kontemporer jaman baheula. Dan juga sebagai mata rantai akan beberapa adegan memorable yang kadang diparodikan oleh pelbagai film-film masa kini. Dengan begitu, tanpa catatan hitam di atas putih, Mary Poppins secara tidak langsung dijustifikasikan sebagai sebuah fenomena brilian dari dunia film keluarga yang penuh akan pembelajaran bagi semua genre. Satu lagi, Mary Poppins contoh klasik yang membuka poros dunia perfilaman menjadi lebih hidup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar