Director : Amit Rai
Cast : Paresh Rawal, Pavan Malhotra, Om Puri
Rate : 3/5
Saya memang belum menonton format visual dari penerjemahan kehidupan Mohandes Gandhi di film bertajuk Gandhi. Namun saya baru saja melihat drama India yang dilatarbelakangi atas kehidupan sang penerima nobel tersebut. Road to Sangam memang bukan biopik yang menjelaskan sepak terjang sang tokoh, namun tetap diplot sebagai film bagus oleh saya karena sudah berani mengangkat sosok pahlawan negara ke medium 35mm.
Sangam juga hadir karena pengaruh perpecahan bilateral antara India dan Pakistan yang menimbulkan anarkisme. Pemberontakan ini mengubah sudut pandang kaum mayoritas negara India yang 'menghukumkan' hal mudah menjadi ke otoritas tinggi. Seorang montir sekaligus pejabat negara bersitegang agar keinginannya memperbaiki mesin mobil Gandhi cepat terlaksana.
Kebetulan, pada film Gandhi ada adegan proses pemakaman yang mengikutsertakan figuran hampir 300 ribu jiwa. Seperti tak mau kalah, film ini juga diperlihatkan sumbangsih masyarakat Delhi dalam 'penguburan-ulang' jasad sang pahlawan. Poin plus yang sangat pas karena realitasnya semakin terlihat. Di mula film kita juga diberi gambaran singkat tentang kehidupan warga India yang sibuk siang malam serta kepadatan penduduknya di pinggiran-pinggiran kota. Juga prosesi meeting antar warga dan sistem musyawarah berat sebelah juga diperlihatkan secara gamblang.
Naskah prematur yang sukses dieksekusi dengan sangat baik oleh sang kreator. Kendati berlebih dalam hal durasi (sekaligus bumerang untuk filmnya sendiri), namun dialog-dialog yang muncul sungguh segar, provokatif dan menggelitik secara bersamaan. Kesulitannya mungkin bagaimana menuntun para aktornya agar bermain serius. Karena saya lihat, selain beberapa tokoh penting yang bermain cemerlang, para ekstranya hanya bernilai 'pas-pasan'.
Mungkin beberapa penonton akan merasa heran tentang tujuan sang tokoh yang bersikeras membenahi mesin mobil di tengah kehancuran negara. Tapi, ternyata dia memiliki insting yang kuat. Karena dengan kerja kerasnya, dia malah berhasil menyatukan rakyat dalam satu momen yang tak akan pernah dilupakan. Kepekaan Gandhi terhadap perdamaian dunia akhirnya tersampaikan kepada pengikutnya yang perlahan mengerti akan arti kebersamaan. Sesekali kita juga diberikan video tape singkat tentang masa Gandhi dalam memperjuangkan 'bukan kaumnya', yang ironinya harus mati di tangan kaumnya sendiri. Lumayan dalam menambah khasanah ilmu kita.
Ini film India tapi jangan berharap ada adegan nari dan nyanyi di bawah hujan ataupun berdendang di bawah pohon rindang ataupun senyum manis di tengah ilalang. Predikat Bollywood kini ada satu judul yang berisi pure drama society yang unik dalam bercerita.
Kesimpulannya, banyak pelajaran berharga yang bisa diserap dari film ini. Paradigma saja tidak cukup untuk memenuhi hasrat kepentingan berkelompok. Dan menjadi kaum minor dirasa tidak berlebihan selagi masih dalam tujuan yang positif. Bollywood boleh bangga atas film ini. Happy watching!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar