Director : Frank Oz
Cast : Nicole Kidman, Matthew Broderick, Bette Midler, Glenn Close, Christopher Walken
Rate : 2,5/5
Suka film robot? Tapi tidak mau yang super serius dan pamer efek? Mau yang ada Nicole Kidman lagi stres? Dan, judul yang tepat adalah The Stepford Wives. Film berplotkan robot ini dibuat oleh Frank Oz dan Nicole Kidman sebagai antitesis naskahnya. Yang beda, The Stepford Wives bergaya humoris tidak seperti Robocop, Terminator, ataupun I, Robot yang adu CGI itu.
Matthew Broderick dan Nicole Kidman adalah pasutri yang mengalami job depression. Sang suami mencanangkan untuk pindah ke sebuah kompleks pemukiman. Dari luar, wahana itu layaknya surga: tenteram, damai, asri, sejuk, friendly, dan sosialis. Namun nyatanya, ada hal lain yang mencengangkan sang istri. Ketidakberdayaannya malah menjadi obat mujarab untuk mengembalikan keadaan seperti semula.
Penggunaan nama Nicole Kidman mungkin menjadi satu-satunya daya tarik untuk film ini. Jujur saja, keseluruhan film ini sama sekali tidak menarik. Para kritikuspun bilang jika versi anyar ini kebanting mutu film orisinilnya. Banyak slot lemah yang kurang diperhatikan oleh si penulis naskah sekaligus sutradaranya sendiri. Maksimalitas drama fantasi a la kehidupan berukun tetangga juga minim. Apalagi jika menyinggung joke-nya. Garing, datar, kurang darah, dan lempem.
Nicole sudah kerja ekstra. Dia pun memberikan yang terbaik, apalagi gelar best actress sudah disandangnya. Lagi-lagi, mungkin pengarahan yang kurang atau apa, gesture-nya saya rasa sedikit berlebihan. Diperparah dengan akting ala kadarnya oleh Matthew Broderick. Postur tubuhnya saja kalah jenjang, apalagi pesonanya didampingkan dengan Kidman. Pemasukan unsur homoseksualitas juga patut dipertanyakan. Alih-alih menopang film, yang ada The Stepford Wives seperti gudang sampah yang isinya para tokoh kurang imunisasi.
Yang cukup melemahkan juga masalah pendoktrinan para suami ke istri mereka. Tidak dijelaskan secara spesifik. Tapi untunglah film ini memiliki akar tujuan yang kuat. The Stepford Wives menggambarkan gulana hati para lelaki yang merasa hidupnya selalu berada dalam bayang-bayang sang istri. Jabatan, pangkat, karir, dan gaji yang lebih kecil membuat para pria seakan ditampar di bidang ekonomi tersebut. Berbasis itulah film ini mengalir.
Penataan kostum untuk film ini saya nilai dengan cukup bijak. Apa yang para ibu-ibu pakai cukup nyaman dilihat plus dengan motif dan style-nya. Sayangnya, penonton tidak hanya mengangungkan fashion untuk sebuah film. Oke, kecuali Sex and the City.
My verdict: masih banyak alternatif film ketawa-ketiwi yang lain. Menonton ini serasa pengelupasan kulit otak. Tapi tak ada salahnya jika Anda memang merasa jika Nicole Kidman itu adalah yang terhebat. Komedi fantasi gagal oleh Frank Oz. Happy watching!
by : Aditya Saputra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar