Director : Robert Schwentke
Cast : Bruce Willis, May-Louise Parker, Morgan Freeman, Helen Mirren, John Malkovich, Richard Dreyfuss
Rate : 3,5/5
Melihat review luaran sana yang tidak begitu menilai positif untuk film ini, sempat membuat saya ragu untuk meneruskan niat saya menonton Red. Tapi, saya tidak bisa melewatkan begitu saja jika film ini berisi aktor yang sangat saya kagumi. Uang 20000 saya mungkin tidak ada artinya untuk sang produser, tapi setidaknya dengan uang sedikit itu saya bisa melihat Morgan Freeman, Helen Mirren, dan John Malkovich dalam satu frame. Memang membingungkan jika harus menelaah aktor sekaliber mereka mau menerima naskah lemah yang cenderung akan dicaci ini. Tapi pemakaian mereka sungguh tidak sia-sia bahkan sangat menunjang film ini sendiri. Jadi jangan hujat saya jika saya menikmati film ini.
Pensiunan mata-mata yang diteror oleh sebuah agen. Bersama-sama menuntaskan pekerjaan yang tertunda: Frank Moses, Joe Matheson, Marvin Boggs, dan Victoria. Ditemani Sarah Ross mereka menggunakan berbagai cara dan senjata untuk menjadi yang pemenang. Dari kreator pembesut The Time Traveler's Wife yang membosankan itu, Red hadir dengan nyawa yang lebih kokoh dan hal menghibur.
Hoeber bersaudara telah bekerja keras mengadaptasi naskah dari buku komiknya, kelihaian mengolah cerita abal-abal menjadi enak dinikmati. Banyak celetukan renyah yang dilontarkan dari para pemainnya. Ketelatenan yang juga dilakukan oleh sang sutradara, Robert Schwentke juga berbuah manis. Ia berhasil mengarahkan bintang tenar usia senja menjadi sedikit lebih 'perkasa', sangar, dan mematikan. Morgan Freeman seperti biasa, bermain sendu dan bersahaja walau pistol tetap ditangan. John Malkovich juara untuk film ini memerankan sosok tengil dan sosok penghibur tunggal, Bruce Willis yang mempunyai jampian agar selalu selamat dari mara bahaya, Mary-Louise Parker yang komikal, serta Helen Mirren -nenek bersepatu boot. Jika Salt mempunyai Evelyn Salt dan Kick-*** diwakili Hit Girl, maka Red menyuguhkan permainan gila dari seorang Helen Mirren. Dia lupa kalau dia 'pernah' jadi seorang ratu Inggris.
Ini filmnya Bruce Willis, berarti sangat jarang suatu proyek film yang melibatkan dirinya tanpa adegan aksi pemicu adrenalin dan ledakan dahsyat. Di film inipun Willis kebagian adegan berada di tengah keadaan genting sambil 'bermain' api. Sungguh, lebih banyak konyolnya daripada masuk akalnya. Kadang (atau kebanyakan) film model beginian selalu melenceng dari intelegensia. Mobilitas yang berlebihan. Tidak meminimalisir tempo, berkebut ria sampai menuju ending yang klise.
Pengagum komiknya boleh berbangga hati, Red berada di atas The Expendables dan The A-Team yang mengusung tema yang sama di tahun 2010 ini. Red lebih mempesona lewat suguhan aksinya, dan lebih 'makmur' karena sekumpulan pemainnya. Mungkin Red lebih ke arah Wanted yang kadar fun, mempercundangi logika, serta diisi pemain yang bagus (Morgan Freeman ada di film ini!!) dalam taraf seimbang.
Mungkin rada jengah lagi-lagi melihat Bruce Willis menjadi sosok yang diincar nyawanya. Walaupun Red tidak ada bedanya dengan beberapa film spy yang lain, Red masih bisa lebih congkak sedikit karena patut dinilai berhasil. Ada benarnya juga saya tidak terlalu berekspektasi tinggi untuk film ini. Jadi saya tidak terlalu dibatasi dengan keraguan saya. Satu lagi, bagi Anda yang sangat rindu akan sosok Richard Dreyfuss, mungkin bisa terobati sedikit lewat film ini. Happy watching!
by : Aditya Saputra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar