Senin, 14 Juni 2010

The A-Team (2010)


Director : Joe Carnahan
Cast : Liam Neeson, Bradley Cooper, Jessica Biel, Quinton Jackson, Sharlto Copley, Patrick Wilson
Rate : 3/5

Sebuah film yang beranjak dari sebuah serial tv kadang sering dipertanyakan kualitasnya sebelum film tersebut beredar. Kasus Charlie's Angels dan Miami Vice tak ada bedanya. Meski menggondol banyak pemain bagus, toh orisinalitas filmnya sulit menyamai pesona serial aslinya. Meski saya tidak menonton langsung seri tersebut, bukti lapangan telah mutlak mengatakan bahwa film re-inkarnasi dari serial tak kunjung mendapat review positif. Tahun 2010 ini, dengan sutradara penghasil Narc dan Smockin' Aces mencoba membangun karakter tivi ke sebuah feture panjang. The A-Team namanya. Banyak orang yang mewanti-wanti apakah film ini akan sejajar dengan seri tv-nya. Anda bisa buktikan dengan menontonnya.

Rombongan ahli penyamaran yang dipimpin oleh Hannibal Smith harus menyelamatkan sebuah plat dari tangan oknum tak bertanggung jawab. Dibantu oleh kolega seide yang antara lain Face, Baracus, serta Murdock, mereka berempat harus ekstra power guna mencapai tujuan yang diinginkan. Proses melarikan diri keempatnya patut ditunggu dan dinikmati. Karena sesi ini, ditunjukkan sekali jika ini adalah sebuah film aksi yang bisa saja menggunjang adrenalin si penonton. Jurus hantaman, serta teknik dar-der-dor boleh dibilang cukup enak didengar, meski dentumannya kadang membuat capek telinga.

Lanjut ke film, keempat orang ini tentu saja harus bersaing dengan kanan-kiri pengacau. Yang itu tadi, se penjahat hanya mengincar plat berharga yang menjadi tawanan itu. Di samping itu, para The A-Team dibantu oleh wanita jagoan Charisa Sosa yang semula sempat tidak percaya atas kinerja The A-Team. Dengan komposisi yang hampir sempurna untuk sebuah regu, The A-Team dengan segala cara dan kesempatan menyingsingkan lengan baju demi plat yang jadi rebutan. Begitu kurang lebih inti plot film The A-Team ini.

Bagi Joe Carnahan, film ini bisa menjadi pembuktian kepada khalayak ramai bahwa ia juga bisa sukses mengubah pola serial tivi menjadi tontonan yang menyenangkan lewat pita seluloid. Setelah matang baku hantam di Smockin' Aces, kerjanya di sini seolah hanya meneruskan saja. Penampilan Liam Neeson dan Bradley Cooper sebagai Smith dan Face juga enak dilihat. Mereka merepresentasikan karakter mereka dengan sangat baik. Saya menilai, ini adegan di film aksi terbaiknya setelah di Stealth. Begitupun dengan Sharlto Copley. Setelah angkat nama lewat sci-fi mencekam District 9, penampilannya di The A-Team boleh dibilang sebagai pembaharuan. Konyol, unik dan 'gila' dalam satu paket. Sayangnya, performa Quinton sebagai Baracus agak terpeleset sedikit. Walaupun sudah didukung dengan celetukan lucu, tetap saja tidak bisa menopengi keparahan aktingnya. Memang susah untuk berakting serius di film action dengan layar hijau sebagai latarnya. Naskah yang ditulis oleh seperempat lusin penulis ini juga cukup apik, cukup berisi dan cukup mengena.

Sayangnya, The A-Team tidak menghadiahi penontonnya dengan serbuan pesan moral yang mendalam. Hanya memfokuskan pelarian, penyelamatan serta tempuran yang tak henti-henti. Hingga porsi untuk membuat penonton berfikir sedikit terabaikan. Oh, ya. Saya baru ingat. Ini summer movie kan? Kalau begitu, hal ini dimaafkan. Saya juga harus berterima kasih kepada komposer musik film ini. Berkat beliau, film ini menjadi lebih memiliki adrenalin. Serta tata kamera yang menyorot adegan per adegan menjadi lebih terperinci. Liat saja adegan siasat melarikan diri mereka. Keren dan tak kacangan.

Melihat tanggal 14 Juni yang masuk kategori film 'berefek spesial tinggi', sepertinya The A-Team berhasil masuk golongan menghibur. Meski tak dibarengi dengan sisi drama yang baik, setidaknya film ini tetap berdiri sendiri dari 'petua'-nya. Satu poin penting, Patrick Wilson sangat mampu mencuri perhatian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar