Director : Hal Ashby
Cast : Jon Voight, Jane Fonda, Bruce Dern, Penelope Milford
Rate : 3,5/5
Lagi-lagi sebuah film lawas yang menceritakan sekelumit tentang Perang Vietnam. Meski tidak digambarkan secara gamblang perang itu sendiri, tapi Coming Home menegaskan sisi lain dari esensialitas sebuah perang.
Sally Hyde adalah seorang istri yang suaminya bertugas meuju medan perang guna membela bangsa dan negaranya, Capt. Bob Hyde. Sungguh sedih memang, mengingat Sally menginginkan Bob selalu ada di sampingnya. Kepergian Bob juga dirasakan oleh teman baru Sally, Vi Munson, yang ditiggal perang oleh kekasihnya. Lagi, Vi memiliki cobaan yang lebih berat karena sang adik menjadi gila akibat peluncuran prang tersebut. Untuk mengisi kesehariannya, Sally menancapkan niat untuk menjadi sukarelawati di sebuah kamp yang merawat para korban perang.
Di situ, ia dipertemukan oleh si penulis naskah dengan seorang mantan pleton, Luke Martin yang memiliki sikap keras, sekenanya dan idealis. Luke agak kurang setuju dengan apa yang ia rasakan selama ini. Di pikirannya hanya, mengapa konflik antar bangsa harus diselesaikan dengan jalan kekerasan. Dengan itu, tak terelakkan lagi, para korban berjatuhan. Ia mengajarkan para seniornya untuk mengerti sebuah jalan perdamaian yang tidak saling merugikan. Lanjut lagi, Luke dan Sally tak butuh waktu lama untuk menjalin persahabatan dan merajut kisah cinta mengingat lagi mereka pernah satu sekolah. Tapi aneka ragam menuju sebuah cinta itu patut diikuti karena sang kretor tidak serta merta menyajikam kisah cinta yang menye-menye. Melainkan sebuah kisah cinta dengan balutan romantisme orang dewasa.
Hal Ashby bertanggung jawab atas semua karnyanya ini. Di tangannya, Coming Home bukan hanya film berlatar belakang perang, tetapi lebih kepada bagaiman perang itu membawa dampak pos-neg kepada para marinirnya. Menyedihkan memang, jika harus meilihat kenyataan jika perang bukanlah satu-satunya jalan memperoleh kedamaian. Serta lewat karakter Bob Hyde, pemirsa bisa berpikir bagaimana perasaan seseorang yang merasa bersalah atas apa yang telah ia perbuat. Sekalipun ia mendapatkan medali emas dari itu. Bruce Dern dalam hal ini dengan jenius menerjemahkan tokoh Bob. Tapi yang paling hebat adalah Jon Voight dan Jane Fonda yang sukses Fonda akhirnya merenggut piala Oscar atas perannya. Dengan emosi yang pas, mereka mentransfer perannya dengan penuh jiwa dan menggugah siapa saja yang menontonnya.
Meski background-nya perang, tapi film ini tak satupun menampilkan aegan peperangan. Itu tadi, Hal Ashby lebih menekankan pada perang batin tentaranya sebelum dan setelah perang tersebut. Tokoh Luke Martin dan yang lainnya mewakili bagian sesudah perang itu. Melihat hasil yang diperoleh, jelas mereka tidak menyetujui jika proses ini terus dilakukan berulang-ulang di masa mendatang. Sayangnya, film ini agak sedikit kedodoran saat bagian dua orang memata-matai Luke. Entah apa hubungan serta motif mereka melakukan hal tersebut, meski diberitahu juga di ujung cerita.
Tapi, percayalah. Jalur damai itu memang menyenangkan. Dengan begitu, niscaya pertumpahan darah dan korban tak akan pernah terjadi. Lebih lanjut lagi, yang muncul malah sifat persaudaraan dan toleransi bilateral.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar