Director : Lee Unkrich
Voice : Tom Hanks, Tim Allen, Joan Cussack, Ned Beatty, Michael Keaton, Don Rickles
Rate : 4,5/5
Jika berbicara soal Pixar, tak mungkin jika tidak harus memuji setinggi langit karyanya. Perjalanan karir studio animasi ini bisa dikatakan selalu meningkat setiap Pixar menelurkan film baru. Dan tak dapat disangkal, palet animasi keluaran Pixar selalu menjadi yang terdepan. Dan tak heran pula jika film-film Pixar selalu menorehkan pendapatan yang selalu sangat memuaskan. Satu hal yang penting, Pixar dengan wibawa memoles animasi tersebut dengan cerita yang menyentuh, mendidik dan menghibur sekaligus. Oleh sebab itu, seluruh film dan karakter Pixar di dalamnya selalu digandrungi orang banyak. Muda dan tua. Bocah, remaja dan dewasa. Kali ini Pixar meneruskan 'barang lama' yang telah bersemayam selama bertahun-tahun. Dengan hanya menambah angka 3 di belakangnya, film ini melebihi kapasitas dari sebuah triloji. Sangat memukau mata dan bersahaja dalam moral tanpa terkesan menggurui.
Ceritanya hanya seputar Woody dan kawan-kawan yang hendak ditinggal Andy karena akan kuliah. Dengan kesalahtingkahan orang rumah, dengan tidak sengaja para mainan itu harus menempuh hidup baru di suatu pemukiman anak-anak kecil bermain. Saat itu, kelompok menjadi 2 kubu. Dan kesalahpahaman memecahkan mereka sehingga mereka harus mengetahui keadaan sebenarnya lewat gulirnya waktu.
Sekelumit ceritera anak-anak biasa yang mungkin tak akan percaya jika menjadi sebuah franchise yang sangat megah. Sejak kemunculan Toy Story pada tahun 1995, dunia diperkenalkan medium animasi yang membahana. Saat itu mereka terperangah dengan tingkah pola para mainan hidup. Tertawa lihat kelucuan mereka. Dan menangis terharu saat mereka mengalami sesuatu. Sungguh pengalaman yang luar biasa. Empat tahun berikutnya muncul kembali Toy Story 2 yang tak kalah bermutunya. Toy Story 2 seakan hanya menyambungkan tali keberhasilan yang didapat oleh Pixar sejak Toy Story bagian pertama. Dan sejak itu pula, mulai bermunculan film-film jagoan Pixar lainnya. Kumpulan serangga di A Bug's Life, monster unik-mempesona lewat Monsters, Inc., serta pencarian seorang ayah kepada anaknya di laut Atlantik nan indah dalam Finding Nemo. Sejak Finding Nemo, Pixar selalu mengoleksi Oscar lewat animasinya. Mulai dari Finding Nemo sendiri, The Incredibles, Ratatouille, Wall-E, hingga Up. Hanya Cars yang gagal diraih. Nyatanya, pesona Cars juga tak menurun. Lagi, Pixar selalu membubuhi sebuah animasi pendek pengiring setiap feature panjangnya. Yang hebatnya, berkualitas. Di Toy Story 3 ini, mini filmnya berjudul Day & Night yang lucu dan menggugah.
Kembali ke Toy Story 3, lewat film ini Lee Unkrich sebagai pemimpinnya sangat berhasil memanjakan penontonnya dalam banyak sisi. Dari soal animasi tidah usah diragukan lagi. Pe-render-annya sudah sangat halus. Pengimplementasian sangat nyata dan memukau. Walau tidak se-detail Wall-E yang benar-benar menakjubkan, tapi Toy Story 3 lebih kuat dalam karakterisasi. Semua tokoh mainan di sini memiliki 'tugas' yang cukup dan terkesan rapi. Tidak dipaksakan untuk tampil, tetapi setiap muncul selalu menggelitik. Kemunculan tokoh antagonis juga tepat sasaran. Tidak serta merta menampilkan sosok bengis, tetapi dengan sebuah boneka yang sempat diterlantarkan bolehlah sang boneka menjadi seorang (atau sebuah?) jahat. Dalam hal ini, penyuaraan sang aktor sangat membantu sekali. Tom Hanks dan Tim Allen masih sebagai juru kunci menghidupkan sosok Woody dan Buzz. Sama halnya dengan para pengisi suara lainnya. Satu hal lagi, mereka semua dengan sukses melontarkan joke-joke lucu buah pena John Lasseter, Lee Unkrich, dan Andrew Stanton. Para dedengkot Pixar sendiri.
Seperti yang saya katakan, Pixar selalu menyelipkan pesan moral yang mendidik sehingga penonton tidak hanya menerima animasi tok. Kepongahan seorang manusia dalam bentuk mainan ini sangat ditekankan sekali. Bagaimana jika situasi yang mengatur jiwa kita. Apa yang akan kita lakukan? Belum lagi, penuturan sebuah persahabatan yang tersampaikan dengan sangat baik. Menyokong ketegasan hati, hal yang sekecil apapun yang bersifat positif pasti akan menjadi modal penting. Satu lagi, sifat licik dan pendendam sangat tidak dianjurkan dalam hal apapun.
Saya sudah kehabisan kata pujian untuk film ini. Ditambah dengan bantuan 3D, efeknya semakin jitu. Terlepas dari 3D pun, Toy Story 3 adalah sebuah film yang sanggup menyertakan pelajaran penting di dalamnya tanpa harus membaurkan sisi komersialitas dan hiburan. Salah satu film terbaik sepanjang masa. Salah satu film yang akan dikenang setengah abad ke depan. Salah satu film yang akan menjadi bahan diskusi setiap membahas film berkualitas mumpini. Great!
Pixar itu peranakan Disney kan? Disney memang jago untuk urusan animasi.
BalasHapusTahu gak film animasi pertama yang masuk nominasi Best Picture Oscar (Best Picture lo, bukan Best Animated Picture) adalah "Beauty and the Beast." Dinominasiin tahun 1991, kalah dengan "The Silence of the Lambs."
Film animasi kedua yang masuk nominasi Best Picture Oscar juga besutan Disney (Pixar): "Up."
Sudah liat "Beauty and the Beast"?
Disney peranakan Pixar? I don't thinks so. Setau saya, Pixar itu studio animasi yang independen, maksudnya berdiri oleh John Lasseter pertama kali. Baru kemudian dibeli oleh Disney hingga menelurkan animasi pertama mereka berupa Toy Story.
BalasHapusIya, Beauty and the Beast memang masuk nominasi Best Picture. Cerita filmnya agak generik dan terlalu dibuai mimpi. Tapi penyajian dan moral lesson di film animasi ini yang membuat filmnya jadi begitu spesial.
iya Pixar bukan peranakan Disney. PixaR dulu punyanya George Lucas (StarWars,Indy)
BalasHapusSteve Jobs yg punya Apple.Co juga Mantan Pixar. Film Animasi Disney yg lain yg menang Best Picture tuh Lion King kalo g salah.
Kurang lebih bener apa yang dijelasin Anonim.
BalasHapusSelain The Lion King, rata-rata keluaran Disney pasti dapet Oscar, minimal nominasi. Dan seringnya biasa dapet di kategori music scoring atau lagu.