Rabu, 18 Agustus 2010

Alice in Wonderland (2010)

Director : Tim Burton
Cast : Mia Wasikowska, Johnny Depp, Helena Bonham Carter, Anna Hathaway
Voice-over : Michael Sheen, Alan Rickman, Stephen Fry, Imelda Stantoun, Christopher Lee
Rate : 3,5/5


Duet maut Tim Burton-Johnny Depp memang telah menjadi sebuah rangkaian ajaib yang mampu mensukseskan film-film kolaborasi mereka. Bahkan tak jarang memberikan sumbangsih di ajang-ajang perfilman dunia. Meski film mereka berdua bergaya narsis serta tone yang berhawa unik serta 'aneh', tapi itu semua masih mampu untuk mengangkat martabat keduanya menjadi sineas dan aktor yang jempolan. Sodoran pujian juga tak lepas dari perjalanan persahabatan mereka. Mulai dari Edward Scissorshand yang ajaib bin aneh, warna-warni Charlie and the Chocolate Factory serta yang paling mencekam semisal Sweeney Tood. Gaya nyentrik keduanya secara tidak langsung berjasa dalam menghidupkan serentetan peran-peran di setiap film mereka. Seperti sudah bersenyawa, Burton kembali mengajak Depp dalam menghidupkan versi individual Alice in Wonderland.

Alice menganggap dirinya mengalami mimpi tak biasa yang menghinggapi setiap tidurnya, ditambah lagi dengan ketegasan pribadi yang datang dari ayahnya. Di penghujung pertunangannya dengan saudagar kaya-raya, Alice malah memilih opsi lain dengan menguntit seekor kelinci yang terjerembab ke dalam dunia linear bawah tanah. Setiba di sana, Alice malah mendapatkan wahana yang jauh lebih unik. Beragam jenis makhluk ajaib tersebar di sepanjang wonderland. Tak disangka, ternyata Alice adalah the chosen one yang harus menyelamatkan kaum wonderland dari serangan si jahat Red Queen. Dengan bantuan White Queen serta Mad Hatter yang memang benar-benar sableng, Alice mencoba berpedang ria hingga klimaks berkata lain.

Potensi Alice in Wonderland terpecah menjadi dua dimensi. Satu sisi, film ini menyajikan sesuatu yang khas ke-Burton-annya yang menyebabkan para fans akan sorak-bergembira dengan keadaan dunia imajiner ini. Tetapi di sisi lain, tampilan yang gelap-menakutkan serta taburan naskah-yang-tak-mampu-menuju-berkualitas, menyebabkan Alice in Wonderland jatuh bebas menjadi film bagus saja. Tapi di mata saya, Burton telah sukses membawa dunia lain dari sudut pandang Alice yang mencerminkan kekhasannya tadi. Alice in Wonderland jelas bertaji taring dan memiliki unsur hiburan yang berlipat-lipat. Sisi mengegangkan dan ketertarikan akan para tokohnya menjadi poin plus lain yang patut diapresiasikan. Hingga mendekati ending yang terasa sekenanya, tapi film ini telah menyuguhkan hal spesial lain sebelumnya.

Mia Wasikowska sebagai amatir di film ini ternyata sanggup bermain enjoy. Ketidakcanggungannya terlihat dari gestur akting yang luwes. Johnny Depp main seadanya, maksudnya perannya di sini tak ada bedanya dengan tipe film Burton serupa. Yang cukup menarik perhatian adalah permainan 'gila' dari Anna Hathaway dan Helena Bonham Carter. Anna yang meberikan aksen lain di bidangnya memberikan tampilan White Queen yang unik dan lucu. Sedangkan Helena, dia sangat mengagumkan. Setiap kemunculan Red Queen di layar terasa menyegarkan berkat akting luar biasanya. Tak salah peran ini jatuh kepadanya, di luar relationship-nya sebagai istri si sineas. Sinematografi film ini sangat menyegarkan mata, Dariusz Wolski telah bekerja keras mengarahkan kamera dengan sewajarnya. Dibantu juga oleh Danny Elfman yang mengkomposisikan musiknya menjadi padupadan di telinga.

Sebungkus paket hiburan, Alice in Wonderland memang ditujukan ke arah demikian. Tapi untuk menjadi sebuah masterpiece, lobang yang ada masih harus ditutupi. Terlepas dengan banjirnya uang yang didapat, Burton memepersembahkan sebuah hiburan yang pure berisi keasikan berdongeng dengan sisipan joke ringan bagi penggemarnya.Kegoyahannya di feature ini semoga terobati di karya mereka (Burton-Johnny) selanjutnya.

1 komentar: