Jumat, 27 Agustus 2010

The Box (2009)

Director : Richard Kelly
Cast : Cameron Diaz, James Marsden, Frank Langella, Sam Oz Stone
Rate : 3/5


Manusia hidup memang atas dua pilihan. Dalam hal apapun. Tinggal personalitinya saja menyikapi dua pilihan yang mendilemakan tadi. Saya rasa, moralitas manusialah yang menentukan sikap bagaimana pilihan yang telah ditunjuknya agar tidak merugikan orang lain, setidaknya menguntungkan secara pribadi. The Box, berangkat dari karangan pendek berjudul Button, Button karya Richard Matheson, menghadirkan prosa yang bertopik pada pilihan tadi. Sineas muda berbakat, Richard Kelly yang sempat dirajakan atas Donnie Darko nya, kali ini menulis naskah dan menyutradarai filmnya sendiri.

Pasutri satu anak dikejutkan dengan satu hadiah yang akan mengubah hidup keluarga ini ke depannya. Sebuah tombol yang berisi maklumat persyaratan yang membingungkan dan menghasut secara bersamaan. Mereka diopsikan akan mendapat uang banyak jika menekan tombol itu. Tapi kegelisahan mulai mengganggu di kala opsi berikutnya yaitu ada seseorang di luar sana yang akan tewas bersamaan dengan digencetnya tombol itu. Ternyata, flashback masa lalu serta serentetan teka-teki di sekililing mereka turut membuai menjadi tanda tanya besar. Klimaksnya, lagi-lagi pasutri ini diharuskan bimbang tatkala sang anak sudah menjadi salah satu pilihan besar itu.

Bagi saya, cerita film ini sungguh luar biasa. Menempatkan sosok manusia di ujung jurang yang banyak serigala di sekitar. Terjun bebas untuk mendapatkan yang diraih, atau mundur selangkah tetapi bobrok dalam kenyataan. Penulis cerpennya dengan cerdas merombak tema manusiawi tadi menjadi suatu konsumsi yang menegangkan. Tapi sayangnya, kehebatan plot tadi malah dirusak oleh sutradaranya sendiri. Kelly yang tergopoh-gopoh membawa karyanya untuk ke level thriller malah terkesan gagal. Opening-ending film inilah yang mesti diberi kredit khusus. Karena pada bagian itu, sisi suspense dan menakutkan perlahan timbul dengan sendirinya. Sisanya, Kelly hanya mengajak penonton untuk menyaksikan kedua tokoh sentralnya bersusah payah menebak apa maksud dalang melakukan ini semua. Pertengahan yang malah menyisakan kesesatan bagi penonton.

Mungkin Kelly berkeinginan agar penontonnya juga terbawa nuansa horor dari sosok musuh. Sedikit berhasil, tapi tak cukup untuk menuntaskan tujuannya tadi. Iringan musik yang juga tidak membantu malah menimbulkan pertanyaan baru di benak penonton. Apa iya, film biasa ini diciptakan oleh seorang Donnie Darko, film cult modern karyanya?

Bagusnya, Kelly berhasil mengarahkan tukang aktingnya ke tingkat yang lebih baik. Cameron Diaz dan James MArsden jelas tidak bermain buruk. Chemistry keduanya boleh dikatakan klop. Tidak buruk pokoknya. Begitu pula dengan si Frank Langella yang sukses membuat kengerian dengan muka buruknya.

Kesimpulannya, mungkin The Box tidak dikhususkan untuk ditonton di waktu sibuk, melainkan sedikit keluangan waktu untuk bisa mencerna baik-baik apa yang dikehendaki pembesutnya. Tapi memang mustahil memaksakan diri untuk menghakimi The Box sebagai karya brilian. Karena, dengan kekosongan sisi menarik dari film inilah yang membuat The Box hanya dikatakan sebagai karya yang lumayan. Tapi, pelajaran penting yang menyertainya boleh Anda camkan baik-baik. Perhatikan! Memilih itu bukan perkara mudah. Gunakan saja logika dan kepentingan orang banyak dalam menentukan kepribadian. Lain cerita, jika setan dan uang juga ikut dalam menimbang pilihan kita tadi. Alamat madesu, alias masa depan suram. Definisikan sendiri!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar