Director : Stephen Daldry
Cast : Nicole Kidman, Julianne Moore, Meryl Streep, Ed Harris, John C. Reilly, Miranda Richardson, Toni Collette
Rate : 4/5
Ini adalah sebuah film motivasi yang mengambil sudut pandang dari 3 wanita berlainan masa, tempat, dan takdir. Tapi ketiga kaum feminis ini berada pada kesamaan obsesi, latar belakang, dan kecenderungan sensitivitas terhadap lingkungan mereka. The Hours memang menerangkan tentang Virginia Woolf, Laura Brown, dan Clarissa Vaughan yang sangat tersita waktunya oleh sebuah novel Mrs. Dolloway. Pencetusnya, Stephen Daldry di bawah naungan Scott Rudin memang berhasil membuat prosa kejam ke daerah estrogen yang lebih dalam.
Masa pertama (1941), ketika Virginia Woolf menghabiskan waktu untuk karya sastranya hingga harus mengindahkan suaminya. Parahnya, Woolf hilang kendali dan hidup dalam dunianya sendiri. Masa kedua (1951), Laura Brown yang merasa dirinya kosong dan tidak menerima dengan kehidupan normalnya. Masa ketiga (2001), Clarissa Vaughan yang harus menyeimbangkan antara pribadi, mantan suaminya, dan kehidupan anaknya yang tak sejalan dengan apa yang dipikirkannya. Ketiga waktu ini berhubungan erat, dan berkesinambungan satu sama lain. Visi dan misi setiap karakternya ternyata berujung pada ending yang kurang beruntung.
Kekuatan utama The Hours terletak pada penceritaannya yang kuat. Diangkat dari novel karangan Michael Cunningham, scriptwriter David Hare berhasil mengadaptasinya dengan oke. Dan Stephen Daldry menyempurnakannya lewat pantauan dan arahannya yang sangat gemilang. Daldry mampu mengarahkan para bintang papan atas untuk bermain prima, menyelaraskan masa ke masa dengan tetap dalam satu lini. Kejutan ekstra datang dari komposisi musiknya yang mendukung adegan, serta editing yang cukup enak dinikmati.
Tampilan awal The Hours sungguh unik. Ketiga wanita utama diperlihatkan melakukan aktivitas yang sama, kebohongan yang sama, suicidal obsess yang sama, gejolak batin yang sama. Ketiganya juga mengalami apa yang disebut rasa bersalah. Klimaks yang menjelaskan segala dominasi freedom chaos. Pintarnya, The Hours tidak terjebak dalam film melankolis penuh dramatisir. Karena bagaimanapun keterpurukan mereka bertiga, tetap saja diperlihatkan secara tegar. Kendati kepahitan tidak bisa dibantah.
Nicole Kidman di penampilan terbaiknya memang berhasil meluapkan segala emosinya untuk peran ini. Muka cekung serta kekuatan aktingnya terlihat sempurna. Hingga tak salah jika kategori Best Actress in Leading Role berhasil ia renggut di Oscar 2003 lalu. Begitupun dengan Julianne Moore yang sukses membuat saya bergidik dengan cara dia memandang. Meryl Streep dengan pesona lembutnya juga tak bisa ditepis, porsinya dilahap dengan maksimal. Sedangkan untuk Ed Harris, performanya sudah optimal dan cukup layak diganjar sebuat Oscar. Sederetan akting hebat inilah yang membuat The Hours menjadi sangat layak tonton. Satu lagi, masalah yang cukup kuat yang diperlihatkan di sini adalah bagaimana penyimpangan seks itu akan berdampak buruk jikalau kita meluapkannya dengan tidak hati-hati.
Kesimpulannya, Stephen Daldry disokong akting solid dalam mengejewantahkan The Hours. Dan The Hours juga sangat pas dalam mengimplementasikan kemawasan diri dalam membentengi kebebasan hati agar tidak terpeleset ke arah yang salah. The Hours juga membuktikan jika kekuatan cinta itu memang kadang cukup membantu dalam menjalani hidup. The Hours is a good reason why i love more Julianne Moore, the reason i give standing ovation to Nicole Kidman, and the reason why Meryl Streep is the most astonishing actress ever. Highly recommended!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar