Director : Andrew Stanton
Voice-over : Albert Brooks, Ellen DeGeneres, Willem Dafoe, Alexander Gould, Geoffry Rush
Rate : 4,5/5
Seekor ikan kecil yang dihidupi oleh seorang single father, memiliki sifat yang pemberani dan serba ingin tahu. Di tengah kekalutan dan traumatik yang didera ayahnya, Nemo -nama ikan tersebut, mencoba untuk sedikit mandiri dan melupakan arti kata keselamatan. Nemo gencar untuk melihat dunia luar (baca : alam selain dunia air) hingga ia ditangkap oleh seseorang dan dijadikan ikan hiasan di sebuah klinik dokter gigi. Ayahnya yang gundah bergegas dengan usaha keras mencari sang anak. Untunglah (atau sialnya?) ia dibantu seorang ikan lokal yang mengidap schizophrenia, penyakit tak lazim yang menyebabkan si penderita sering melupakan hal kecil yang baru saja diingatnya.
Saya akan merentetkan sedemikian rupa apa yang menyebabkan Finding Nemo begitu berkesan di mata saya. Pertama adalah animasinya. Apa yang disajikan oleh para kru Pixar di sini adalah sebuah surga bari para makhluk air. Panorama indah yang terpampang sepanjang 90menitan ini sungguh memanjakan mata. Detail yang diperlihatkan begitu memesona. Tak rugi memang para animatornya menghabiskan beberapa tahun untuk merehab bagaimana kondisi sebuah wahana air berikut isi-isinya. Lihat saja gelembung air dari gerakan ikan, serta hamparan debu pasir yang bergerak mengikuti alur air. Hasil yang jauh dari kesan sederhana. Jika Pixar bisa memadu bulu Sully dengan begitu halus di Monsters, Inc., rasanya Finding Nemo membuktikan jika Pixar adalah studio spesial animasi bermutu.
Kedua, cerita dan pesan moral film ini sendiri. Pencarian seorang anak oleh ayahnya memang sungguh brilian. Di-partner-kan oleh Dori si ikan pelupa, perjalanan sang ayah tadi menjadi semakin seru. Ditambah mereka berdua harus bertemu dengan hiu vegetarian, melewati gerombolan ubur-ubur serta menyelamatkan diri dari serbuan burung kelaparan. Di sisi lain, sang Nemo yang telah terpenjara di sebuah akuarium juga harus bersusah payah untuk melarikan diri. Ditolong oleh beberapa ikan peliharaan lainnya, segala kejadian unik muncul selaras dengan kelucuan dan kesedihan sekaligus. Di sinilah kehebatan penulis naskahnya, kita bisa dibuat terbahak-bahak sejurus dengan tangisan dari adegan yang menyayat hati. Lihat saja opening film ini yang terlalu kelam untuk ukuran film animasi tapi mampu diramu dengan begitu telaten hingga bisa menyisakan sebuah pesan moral.
Ketiga, musik dan atribut lain yang juga menjadi kunci kesuksesan film ini. Thomas Newman sebagai penggubah musiknya memang bukan komposer kemarin sore. Jadi, apa yang ia karyakan lewat film ini bisa menjadi sebuah memori sendiri sekaligus pengiring adegan per adegan tanpa sela. Scoring music-nya membantu menghanyutkan penonton yang telah terbuai dengan visual luar biasa. Pengisi suara film ini juga cukup memberikan nyawa bagi tiap tokoh sehingga pemakaian aktor Oscar Geoffry Rush serta Willem Dafoe tidak terkesan sia-sia.
Finding Nemo, sejak perilisannya memang sudah dikukuhkan sebagai salah satu film yang paling berpengaruh sepanjang jaman. Bukan saja menampilakn pembaharuan untuk sebuah animasi, tetapi juga ada sisipan 'isi' yang memungkinkan penonton dewasa tidak merasa di-anakecil-kan saat menontonnya. Umumnya, itu memang sudah menjadi kiat khusus produk-produk Pixar. Suplemen yang mengisi setiap watak tokoh memang diimplementasikan dengan bijak dan langsung ditujukan untuk kita, para penonton. Hiruk-pikuk kemenangannya di ajang Oscar juga bukan hal yang kebetulan. Piala itu memang pantas dan sangat layak!!!!
Bagi saya pribadi, cerita Nemo yang menekankan akan sosok superhero seorang ayah sedikit membekas di hati. Dengan alasan pengalaman pribadi yang ada sedikit masalah dengan ayah saya. Menonton ini sedikit membukakan pintu hati saya jika seburuk apapun yang ayah saya buat, sejatinya itu hanya ditujukan untuk keselamatan dan kesejahteraan anaknya. Menjengkelkan jika mengingat hal itu, tapi Finding Nemo telah mengahpus semua rasa jengkel tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar