Senin, 26 Juli 2010

The Ghost Writer (2010)

Director : Roman Polanski
Cast : Ewan McGregor, Pierce Brosnan, Timothy Hutton, Tom Wilkinson, Olivia Williams, Kim Catrall
Rate : 4/5


Menilik judulnya, penonton awam mungkin akan tertipu tentang apa film ini. Dengan embel 'ghost', kemungkinan mereka akan mengira ini sebuah film horor mencekam tentang kematian seorang penulis. Horornya salah, tapi empat kata terakhir mungkin ada benarnya. Ghostwriter sendiri adalah sebutan untuk penulis yang tidak mendapat royalti atas buah penanya. Si penulis hanya menjadi perantara sang tokoh (biasanya tulisan yang diangkat berupa memoir) dalam mengumbar kehidupannya. Di tangan seorang Roman Polanski, prosa gubahan Robert Harris diharapan dapat menyamai unsur ketegangan serta kualitas cerita yang telah tertuang di novelnya sendiri. Dan opening dibuka dengan seseorang yang terkulai di pinggiran pantai.........

Ewan McGregor sebagai the ghost-nama karakternya memang tidak disebutkan, si penulis hantu yang disarankan untuk menukangi merancang manuskrip Adam Lang guna menjadi novel autobigrafi yang signifikan dan mampu berbicara banyak jika dijual kelak. Ia kemudian dialihkan ke sebuah pulau kediaman Lang, istri serta kantornya. Keadaan semakin pelik kala Adam Lang diberitakan terlibat skandal pelarian dan penyiksaan penjahat perang. Itu belum termasuk misteri kematian ghostwriter sebelumnya yang ternyata menyimpan banyak rahasia dan untungnya diketahui oleh si new ghost. The ghost tidak berdiam diri, selain ingin menyelesaikan gawe-annya, dia berkeinginan mengungkap sedikit kekeliruan yang selama ini hinggap di kepalanya. Sampai pada ending yang benar-benar mengejutkan, penonton akan dibawa menuju sebuah pembenaran yang menyesakkan dada.

Sejak detik pertama film ini terpampang di layar, reaksi yang saya rasakan memang kontradiksi dengan apa yang saya kira sebelumnya. Saya semula berfikir jika alunan film ini akan bermuara ke dasar yang lebih lembut. Tapi ternyata yang saya terima adalah intensitas rekonstruksi yang dipenuhi dengan tanda tanya. Terlihat di adegan awal saat the ghost disodori manuskrip yang akhirnya dirampok juga di tengah jalan. Nuansa multi-probabilitas tadi semakin menjadi-jadi karena bantuan musik yang luar biasa. Melihat siapa si tangan emas itu, ternyata si maestro Alexandre Desplat. Komposer kenamaan yang acap kali mendukung beberapa film besar. Dengan nominasi Oscar tiga kali, kans untuk membawa pulang patung itu sepertinya tinggal menunggu waktu. Saya sematkan juga kepada Robert Harris yang bisa membuat novelnya menjadi begitu sentral tanpa harus meleburkan kesan mewahnya. Saya setarakan Harris dengan Dennis Lehane yang mampu menyajikan prosa yang begitu psikotis.

Sedikit munafik jika saya harus membandingkan film ini dengan karya Polanski sebelumnya. Selain The Pianist yang megah itu serta menyumbang Oscar pertama untuk Polanski, belum ada hasil karyanya yang saya tonton. Jadi saya menilai The Ghost Writer mutlak sebagai produk yang berdiri sendiri. Naskah terjemahan oleh Roman Polanski sendiri rupanya bisa menghidupkan suasana yang ada. Dialog intrik, bisnis, literatur serta sentilan humor yang sering terlontar memang tidak berlebihan. Sehingga membuat para aktor memberikan penampilan terbaik mereka. Ewan McGregor, Pierce Brosnan, Olivia Williams, Tom Wilkinson, serta Timothy Hutton jelas tidak bermain buruk. Pun serupa dengan Kim Catrall, peran Bly di sini jauh lebih enak dilihat daripada ia mesti pamer harta di 'toko' Sex and the City. Jangan lupakan Eli Wallach yang kendati berperan beberapa menit tapi sanggup memberikan atmosfer tensi memuncak.

Di luar kekurangan dari segi teknis yang seringkali terlihat di beberapa bagian, setidaknya Roman Polanski masih menujukkan eksistensi dalam dunia yang telah mengharumkan namanya ini. Bahkan boleh dijadikan acuan untuk bagaimana memparafrase prosa menjadi suatu produk yang mandiri jika diangkat ke sebuah film. Sukses.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar