Director : John Hillcoat
Cast : Viggo Mortensen, Kodi Smit-McPhee, Charlize Theron, Guy Pearce
Rate : 4/5
Cormac McCarthy, novelis kenamaan yang karyanya telah menjadi best-seller internasional dan beberapa telah diangkat ke media gambar bergerak. Tahun 2007 lalu, film besutan Coen Brothers yang berdasar dari novel Cormac berjudul sama, No Country For Old Men sukses di pagelaran paman Oscar. 2009 lalu, John Hillcoat mempunyai goal yang sama untuk bertanding di Academy Award. Kali ini sastra The Road yang coba dikembangkan oleh penulis Joe Penhall yang menggaet Viggo Mortensen sebagai tokoh utamanya. Dengan bantuan Charlize Theron dan Kodi Smit-McPhee, The Road hadir ke hadapan pemirsa dengan kalut dan penuh dengan aroma kekelabuan.
Masa post-apocalyptic menggucang seluruh pelataran bumi yang diporakporandakan dengan sesuatu yang tidak diceritakan sebelumnya. Seorang ayah dan anak laki-lakinya mencoba menyelamatkan diri dan berusaha mencari tempat yang aman untuk kelangsungan hidup selanjutnya. Tapi ternyata, perjalanan mereka dihiasi dengan beberapa kendala dan ketakutan tiada tara dari keduanya. Mereka harus menyelinap di kawanan para kanibal dan mencurigai setiap tindak tanduk siapapun yang mereka temui. Flashback sang ayah dengan istrinya juga tidak dijelaskan aral melintangnya.
Mereka, seluruh orang yang ada di film ini, mesti merasakan kepahitan yang amat sangat tanpa diberikan bekal kebahagiaan sedikitpun. Hillcoat semaksimal mungkin menerjemahkan naskah dari Penhall yang juga terjemahan dari novel Cormac. Kerja kerasnya patut dicungi jempol. Hillcoat sanggup membawa atmosfer kekelaman dari perjanana duo ayah-anak yang rentan akan kekejaman makhluk lain ini. Dengan ditunjang set dekorasi yang hampir sempurna dalam penransferan dunia paska kiamat, The Road memang dipertunjukkan melalui muka kabut sepanjang film berputar. Kita tidak diberikan secercah senyum simpul yang diharapkan penonton mayoritas. Tapi, mungkin itulah yang ingin disampaikan oleh kru film di sini. Tidak akan ada yang cepat memperoleh kebahagiaan bukan kala melihat dunia porak poranda tiada tentu rupa.
Untuk Viggo sendiri, one man show-nya bersama Kodi patut diapresiasikan. Duet mereka sepanjang film menimbulkan chemistry yang pas. Eksposisi seorang ayah yang melindungi anaknya dilakukan dengan sempurna. Presentasional keduanya sukses menggiring penonton tentang bagaimana beban psikis sekaligus psikologis yang mengguncang keduanya jika si penonton ada di posisi mereka. Sayangnya, Theron hanya kebagian sekelumit adegan yang perannya bisa diganti oleh siapa saja. Kemunculan Guy Pearce boleh saja jadi kejutan bagi yang mengenal sosoknya yang dipermak lain dari biasanya.
The Road memang bukan film bagi Anda yang tidak siap menerima kenyataan jika bencana besar akan terjadi. Dan segala yang dipaparkan lewat The Road memang menyiksa batin dan mengiris nadi siapa saja yang mengalaminya. Untunglah, hal tersebut bisa dijadikan memorandum agar kita, para penghuni bumi, hendaknya memelihara alam dengan sebijak mungkin hingga hal paling fatal tidak akan pernah terjadi. Lantas, kembali ke novel Cormac McCarthy, saya nilai Hillcoat cukup mampu memparafrasekan tulisan tangan itu menjadi film yang down-to-earth dan sarat pesan moral. Menangislah jika kita tidak siap dengan apa yang bakal ada di depan mata kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar