Director : Nimrod Antal
Cast : Kate Beckinsale, Luke Wilson
Rate : 2,5/5
Sebuah film horor akan dikatakan bagus jika film itu bisa memberikan pakem baru terhadap pengembangan cerita dan pendalaman karakter tanpa harus mlenceng dari formula horor itu sendiri. Rumus jabaran tadi banyak sekali kita temui di era 70-80an yang kian amburadul semakin memasuki orde baru. Tapi tidak perlu khawatir, karena kelang tiap tahunnya pasti ada saja film serupa yang berani keluar jalur tanpa harus mengandalkan efek berlebihan dan jeritan super-ultrasonik.
Vacancy hadir dengan suguhan suspense yang sedikit memberikan angin segar dengan keklisean ceritanya. Masih seperti pendahulunya yang sering bermain di zona motel-penginapan-yang ternyata-sarang-kriminal, Vacancy bolehlah cukup puas karena konsep tadi dibuat sedikit beda meski hasil akhirnya tetap biasa saja. Adegan dibuka dengan perjalanan darat pasutri yang mengambil jalan pintas dengan maksud cepat sampai tujuan. Naasnya, bukan tpat waktu yang mereka dapatkan tapi sebuah trik dari penduduk setempat yang akan membawa mereka ke sebuah wahana 'rumah hantu' yang tak terpikirkan sebelumnya. Akhirnya mereka menyewa sebuah kamar yang dari sana pula mereka menyadari kalau motel itu terasa berbeda dan mengerikan. Merekapun tau dan bergegas mnyelamatkan diri seberhasil mungkin dengan jaminan nyawa dan simbahan darah.
Entah kenapa penilaian saya kepada film ini terpecah menjadi dua sisi, suka dan tidak suka. Film ini memang tidak menyisakan apa-apa di benak penontonnya apalagi hingga ending-pun leraiannya tidak begitu menarik. Setali tiga uang dengan penampilan Luke Wilson dan Kate Beckinsale yang biasa-biasa saja. Si vampir Selene ini masih belum sempurna menampilkan ekspresi menakutkan untuk mengatrol tensi penontonnya yang juga serupa dengan apa yang ditampilkan oleh Wilson. Itu belum termasuk motif si pelaku melakukan gencatan meneror para pengunjung, tidak diceritakan dengan lugas dan menimbulkan banyak tanda tanya di benak penonton.
Bagian yang suka dari film ini adalah saat bagaimana kedua tokoh ini harus menyelamatkan diri dan diselipi beberapa kejutan yang cukup membuat rasa penasaran akan ending-nya. Jangan samakan dengan Identity. Kendati sama dalam segi seting, Identity masih menyuruh penontonnya untuk berfikir dalang dari semua rentetan kejadian itu. Lain halnya dengan Vacancy yang dari hanya mlihat si pemilik keluar dari ruangan pun kita bisa menerkanya kalau dia adalah si sosok antagonis.
Nimrod Antal selaku sang kreator cukup telaten menyiasati seting sempit menjadi sedikit menegangkan. Dia memang bukan sutradara letingan George A. Romero atau Alfred Hitchcock sekalipun, tapi kerja kerasnya lewat film ini patut diberi apresiasi. Ketegangan yang dibangun memang tidak di titik puncak, tapi setidaknya atmosfer menegangkan cukup terjaga hingga beberapa menit sebelum ending.
Jangan berharap banyak akan film ini, dan jangan dulu merendahkan film ini. Pesan saya saja, hindari motel/penginapan sepi jika kita kedapatan lelah di tengan perjalanan. Kalo kepepet, mungkin tidur di mobil jauh lebih aman. Berasumsi saja, tidak mau kan jika pemilik motel/penginapan itu seorang psikopat seperti di film ini?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar