Sabtu, 03 Juli 2010

Saya Bukan Juri Oscar, bukan?

Artikel ini hanya sebatas komentar dan sedikit review saya tentang 10 film yang masuk kandidat Best Picture Oscar 2010 kemarin. Bukan apa, melihat keseluruhan nominasi, saya masih agak rancu untuk memilih The Hurt Locker sebagai pemenang. Bukan karena film tersebut buruk, salah besar. Film itu sangat pintar dan menggugah, sayangnya masih ada segelintir perasaan yang membuat saya The Hurt Locker bukanlah film yang sempurna dari segala sisi untuk menjadi yang terbaik. Sekali lagi, itu hanya pendapat saya.

1. Avatar
Film tentang planet Pandora ini memang menyegarkan mata siapa saja yang menontonnya. Tampilan visual yang berselera tinggi serta tingkat animasi yang luar biasa modern membuat film jadi 'raja akhir tahun' 2009 kemarin. Perolehan box office semakin mengukuhkan kekuatan film besutan James Cameron ini. Sayang sekali, gambar dan suara yang menggelegar tidak diikuti dengan kualitas cerita yang seakan membuat Avatar sekedar film hiburan semata. At least, Cameron menjadi sutradara pertama yang dua filmnya bercokol di peringkat teratas box office dunia.

2. The Blind Side



Ini karya sutradara yang sempat membuat The Alamo dikecam habis, John Lee Hancock. Film ini juga menyumbangkan Oscar pertama kepada Sandra Bullock atas perannya yang paling bersahaja sepanjang karir filmnya. Penampilannya bolehlah menyentuh, tapi sayang, saya nilai Meryl Streep sebagai Julia Child si koki Perancis jauh lebih superior. Tak apalah, The Blind Side masih menyisakan sekelumit kepedihan hati di pelataran kaum gelap Amerika. Hancock dengan penuh emosi membawa Bullock mencapai kestabilan aktingnya lewat peran di film ini.

3. District 9



Luar biasa di luar dugaan. Film berbudget rendah dengan alien sebagai lini besarnya mampu membuat para kritikus menganga lebar. Sungguh jauh dari prediksi jika film ini sanggup mematahkan kesinisan sebelumnya. District 9 dengan segala kesederhanaannya, 'berani' masuk di kalangan 10 yang terbaik. Neil Blomkamp sangat berjasa membuat film ini menjadi lebih megah dengan 'udang'nya. Mengasikkan, mengingat film alien belakangan ini dibuat sekendak hati si penggalang dana.

4. An Education



Carey Mulligan naik daun dari film ini, Peter Sarsgaard kembali muncul ke permukaan lewat film ini. Lantas apa hebatnya film ini? An Education dengan lugas membawa nuansa keremajaan ke sisi yang lebih dewasa. Bagaimana pola dan tingkah laku remaja Amerika (bahkan seluruh dunia) jika telah mengenal yang namanya cinta. Pintar, menarik, sayang pengeksekusian di ujung cerita membuat film ini seakan terluapakan.

5. The Hurt Locker



Karya mantan istri James Cameron, Kathryn Bigelow, inilah yang membawa predikat Best Picture kemarin. Saya akui, film berlatar belakang penjinak bom ini sungguh bagus, tapi ironisnya film ini juga yang membuat saya terkantuk-kantuk di pertengahan film. Lagian, sisi melodramatis film ini terkesan berlebihan untuk ukuran film sejenis. Apa mau dikata, film ini telah mencerminkan sikap hidup manusia di kala badai perang dan bom menghadang kehidupan pribadi kita.

6. Inglourious Basterds



Yay, Quentin Tarantino jelas berlaku 'tidak sopan' kepada Nazi, Hitler serta komplotannya. Melalui film ini, Tarantino sekenanya menjabarkan pergulatan dan eksistensi golongan Nazi di mata kaum Basterds. Sajiannya begitu kejam tapi unsur fun-nya masih tetap ada. Film ini menghantarkan Christoph Waltz ke atas panggung Oscar untuk menerima piala atas sumbangsihnya di film ini. Best Supporting Actor berhasil diraih. Tarantino juga dengan sukses telah 'menjual' Melanie Laurent hingga ke dunia. Good job, Mater Quentin!

7. Precious



Bagaimana ingin berkomentar tentang film ini? Sedih rasanya jika harus mengingat adegan per adegan kenistaan seorang Precious. Tapi film ini sungguh luar biasa penuh pembelajaran penting. Disumbang penampilan megalomia dari dua aktris utamanya, Precious menjadi semakin mencekam-ketakutan kala disaksikan. Lee Daniel tidak bersifat rasis, malah di sini ia mendongak ke atas bagaimana peran seorang ibu yang seharusnya. Silahkan menangis dan menjerit!

8. A Serious Man



Coen Brothers lagi? Kualitas pasti sudah di depan mata. Dan memang benar, feature ini menjadi sedikit satir 60-an yang mengungkap dengan jeli kehiupan rumah tangga kala itu. Menyiksa batin, tapi tetap harus berjalan lurus sesuai jalur. Walaupun bukan konsumsi semua kalangan penonton yang dikarenakan 'kesepian' film ini, setidaknya Coens telah menyiram air ke kerongkongan penggemarnya yang telah lama dahaga akan karya mereka.

9. Up



Sekali lagi sebuah animasi ikut serta di guliran Best Picture setelah Beauty and The Beast sekian lama membuktikannya. Memang tidak berlebihan memasukkan Up di posisi ini, mengingat produk Pixar ini menerjemahkan sebuah harapan dan kisah cinta antar sesama dengan penuh perasaan. Kendati ada bagian yang mebuat dahi berkerut, setidaknya Up membuktikan jika animasi bisa dibuat dengan begitu penuh jiwa dan sanggup menjadi salah satu yang terlaris pula. Hebat, brilian, mengagumkan!

10. Up in the Air



Jason Reitman yang tempo hari membuat sentilan manis lewat Thank You for Smoking dan Juno, sekali lagi menyinggung pola hidup glamor seorang pemutus kerja. Sederhana tapi kesan mewahnya terasa sekali. George Clooney dengan telaten merubah performa santainya menjadi seorang yang oportuniti. Vera Farmiga dan Anna Kendrick juga memberi kejutan di sini, mereka ternyata sanggup meluber dengan akting Clooney. Sayang sekali, film berjuta arti ini harus tertunduk lesu di bursa Oscar kemarin.


Nah, itulah keseluruhan nominasi Best Picture 2010 tempo lalu. Sungguh sulit jika harus menentukan kriteria di mana kolom genre masih terkesan jamak. Tapi setelah berpikir dengan lunak nan matang, akhirnya saya harus menancapkan bendera TERBAIK versi SAYA ini kepada UP IN THE AIR karya JASON REITMAN. Film ini jelas merangkum apa saja yang mebuatnya pantas jadi yang terbaik. Naskah jempolan, akting berkelas hingga pengarahan sutradara yang minim tetapi kaya. Lagi, suatu moral lesson menerangkan bagaimana pribadi di mata orang lain. Apa dampak dari seluruh apa yang telah kita lakukan. Tindak-tindak baik-buruk memang mencerminkan diri kita di mata dunia. Itulah sebuah kehidupan.


Ah, akhirnya selesai juga niat saya untuk memutuskan yang terbaik untuk tahun 2009. Semoga tahun 2010 akhir nanti, Oscar masih diominasi film-film bermutu pastinya serta layak untuk diangkat menjadi yang terbaik, bukan terfavorit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar