Jumat, 09 Juli 2010

Despicable Me (2010)


Director : Pierre Coffin & Chris Renaud
Cast : Steve Carrell, Russell Brand, Jason Segel, Julie Andrews, Will Arnett, Kristen Wigg
Rate : 3,5/5

Tau Kungfu Panda bukan? Pengalaman menonton film itu lah saat saya menyaksikan Despicable Me. Porsi yang komplit untuk sebuah animasi. Lucu, check. Menyentuh, check. Animasi keren, check. Plus, tampilan 3D yang mencengangkan. Sebuah inovasi untuk sebuah film CGI yang tidak selalu menyertakan kekonyolan belaka. Despicable Me, meski hal konyol itu masih ada, tetapi tidak dalam tingkat annoying, malah menambah kesannya menjadi sedikit 'gurih'. Sangat di luar ekspektasi saya jika hasil akhir film ini begitu mengesankan.

Seorang profesor, Dr. Gru, yang sedang diambang kehancuran karena kucuran dana atas sebuah gebrakan barunya sulit di dapat. Pada suatu waktu, ia diberikan opsi akan dibantu jika saja dia bisa mendapatkan sebuah alat rekaan Vector, saingan beratnya. Dengan bantuan Dr. Nefario dan para minion (makhluk mini berwarna kuning hasil rekayasa genetik dari jagung), Gru harus meyakinkan sang penggalang dana. Di saat genting, Gru memilih ide untuk mengadopsi 3 anak dari panti asuhan yang gemar jualan kue. Margo, Edith, Agnes akhirnya menjadi bagian kehidupan Dr. Gru yang masa kecilnya kurang membahagiakan ini.

Premis yang lucu dan khas sebuah animasi : hal yang tak mungkin terjadi, dipaksakan bisa dilakukan. Cerita yang menarik dengan bantuan animasi yang segar, tatkala membuat film ini menjadi sebuah oase kala film-film jebolan bulan Juni sedikit melelahkan. Sekumpulan makhluk minion semakin mempertebal kekonyolan yang pas lengkap dengan bahasa asing yang hanya dimengerti oleh Gru. Kalo mau dibandingkan, para minion ini seperti scrat di saga Ice Age. Bedanya, scrat terkesan sial sedangkan para minion lebih atraktif dan beruntung. Belum lagi jika melihat benda-benda kinetik yang diperlihatkan di film ini, saya yakin bagian itu akan membuat Anda terbahak-bahak. Lihat saja di sektor rumah Vector. Berbagai alat ajaib dirunut dengan begitu mengena. Di markas Dr. Gru pun begitu, ditambah adegan di atas langit yang membuat sakit perut saking lucunya. Pintarnya, untuk sequence di luar angkasa, para kreatornya sangat teliti. Jika film sci-fi lain tetap mebiarkan api membara di medium tanpa oksigen itu, di Despicable Me pola itu dpercerdas. Sehingga logika penonton tidak sakit memikirkannya.

Seperti yang tadi saya bilang, film ini menuntut sesuatu yang tidak mungkin terjadi. Mencuri bulan. Lupakan hal tadi, toh sajian lengkap film ini seakan menutupi bagian pengernyit dahi tadi. Implikasi jika-maka film ini sering kali terjadi. Seperti, jika seorang anak yang dibesarkan dengan sedikit perhatian, kans anak tersebut untuk bertindak sekenanya juga semakin besar. Jika sebuah harapan yang tak mungkin akan terlaksana, maka berpikirlah dan coba untuk melakukan yang lebih berguna. Seluruh pengalaman yang dilalui Dr. Gru telah mengubah pandangannya akan sebuah kehidupan yang sesungguhnya. Di tengah antusiasme terhadap cipataannya, dia dibuat dilema dengan kerinduan kasih sayang dari 3 bocah yatim piatu tadi. Sungguh menyiksa batin, apalagi dengan pengalaman pahit yang dirasakannya selagi kecil.

Film-film produk Pixar memang sangat membekas dengan kesederhaan cerita tapi kaya akan moral. Sisi humoris mereka belakangkan tanpa harus meninggalkan porsi cerita tadi. Nah, untuk debutan kali ini, hal itu juga diperhatikan. Illumination Entertainment selaku dedengkotnya, sukses meramu debutnya. Duet sutradara Pierre Coffin dan Chris Renaud telah menciptakan franchise baru di masa yang akan datang.

Untuk paduan suara, seluruh cast-nya memberikan sumbangsih yang besar, terlebih lagi dari seorang Steve Carrell. Logatnya sangat menghidupi sosok perkasa-sendu Dr. Gru. Tidak ada yang mengecewakan dari sisi olah vokal ini. Musik? Hans Zimmer dan Pharrell Williams melakukannya dengan baik. Tidak ada musik yang terdengar campur aduk, bahkan untuk segi orisinalitas, hal itu masih terjaga. Satu lagi, diversiasi 3d ke film ini sangat halus dan memukau mata. Lucu rasanya melihat gambar bergerak menuju mata kita. Serasa mau ditangkap dan lenyap... Good job for debut creature!

Fungsional sebuah kehidupan memang berdasar atas banyak hal. Tidak selalu dalam bentuk kepuasan materi serta pangkat dan jabatan. Di lain itu, ada secercah kebahagian yang tidak bisa dipungut dari sembarang tempat. Itulah kebahagian sebuah keluarga. Cinta kasih yang merekah bagi setiap individu pasti bibitnya dari sebuah keluarga. Seburuk apapun mereka, keluarga adalah sandaran hidup yang di setiap saat akan menerangi jalan gelap kita. Despicable Me memaparkan dengan begitu halus dan mengena di hati. Happy watching! by: Aditya Saputra

7 komentar:

  1. Engga mau baca, kebetulan malam ini mau nongton. Ntar aja yak kalo udah ta' tongton baru kasih komentar. :)

    BalasHapus
  2. Iye deh. Ditunggu komennya bung. ;p

    BalasHapus
  3. Wow, reviewnya makin membaik.

    review keren, film keren.

    I like it, good job. hahaha

    BalasHapus
  4. Makasih. Emang review saya kemarin bagaimana?

    Situ sudah nonton filmnya? Pendapatnya?

    BalasHapus
  5. Dulu banyak spoiler :p
    Yang ini beda aja, suka ma kata2nya

    btw, ga "ngeh" ya dit sama id ini? :p

    BalasHapus
  6. Makasih dah kalo gitu.

    Gak tau sama nick ini. Seriously, who are you? ;p

    BalasHapus
  7. Just followed your blog :)

    You know who I am now :D

    BalasHapus